Patung raksasa Yesus memang menarik, namun alasan di balik ide pendirian patung itu lebih menarik.
Ide pendirian patung berasal dari Bishara Shlayan, seorang Kristiani yang hidup di kota Nazareth.
Shlayan menyadari bahwa demografi penduduk Nazareth dari sisi agama telah berubah, kini 70 persen Muslim.
"Pelan tapi pasti, identitas Kristen di Nazareth akan mulai hilang. Tidak ada kekuatan selain Allah," katanya.
Patung Yesus itu rencananya akan didirikan di Gunung Precipice yang juga dikenal sebagai "Mount of the Leap pf the Lord".
Gunung tersebut, berdasarkan Injil Lukas 4 : 29 - 30, merupakan tempat orang-orang Nazareth memaksa Yesus keluar dan berusaha melemparkannya dari tebing.
"Saya tak percaya pada patung, tapi itu simbol dari cinta kasih dan perdamaian," ungkap Shlayan seperti dikutip Foxnews, Jumat (20/12/2013).
Shlayan kini tengah menghimpun dana pembangunannya. Ia mendapat dukungan dari Menteri Pariwisata Israel, Uzi Landau. "Mulailah dan kami akan memberkatinya," kata Landau.
Selain berfungsi sebagai identitas Kristen, patung itu juga diharapkan dapat mendongkrak pariwisata Israel.
Tahun lalu, Israel kedatangan 3,5 juta turis dan 58 persen diantaranya adalah Kristiani. Jalur ziarah di Precipice, Nazareth dan Kapernaum telah menjadi tujuan populer.
Shlayan bekerjasama dengan pemuka agama Yahudi untuk membangun patung itu, namun tidak dengan kalangan Muslim.
Kalangan Kristiani hidup berdampingan dengan Muslim sekian lama. Namun, kini sulit bagi Kristiani untuk menghadapi banyak perubahan.
Tahun 2002, dua tahun setelah kampanye oleh pemeluk Kristiani lokal, Vatikan, Gedung Putih, dan persekutuan Katolik dan Kristen berhasil membatalkan pembangunan masjid di dekat Basilica of the Annunciation.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.