Supernova yang berjarak 100 miliar tahun cahaya dari Bumi dan ditemukan lewat Supernova Legacy Survey (SNLS) itu 100 kali lebih terang dari supernova biasanya, membuat para ilmuwan berdecak kagum.
"Awalnya, kita tak tahu sama sekali apa ini, bahkan kita tak tahu apakah itu supernova dan apakah dia ada di galaksi kita atau di tempat yang jauh," kata D Andrew Howell, peneliti di Las Cumbres Observatory Global Telescope Network (LCOGT).
"Saya tunjukkan hasil observasi dalam konferensi dan setiap orang kaget. Tak ada yang menyangka itu supernova yang letaknya jauh karena akan butuh energi yang sangat besar untuk terlihat terang. Kami berpikir itu tidak mungkin," imbuhnya.
Publikasi hasil penelitian di Astrophysical Journal menyatakan bahwa supernova itu kemungkinan adalah hasil dari sebuah magnetar, bintang netron yang punya medan magnet sangat besar. Salah satu supernovanya, SNLS-06D4eu, tergolong dalam kelas superluminous supernova.
Daniel Kasen dan Lawrence Berkeley yang terlibat studi menjelaskan, bintang yang akhirnya menjadi supernova itu awalnya berukuran besar, tetapi bagian luarnya mulai terkikis sebelum akhirnya meledak, meninggalkan inti bintang yang ukurannya lebih kecil.
"Apa yang membuat bintang ini spesial adalah rotasinya yang cepat. Ketika akhirnya mati, inti bintang terus bisa memutar magnetar seperti gasing raksasa. Energi gerak itu kemudian bisa dilepaskan dalam kemarahan magnet," kata kasen seperti dikutip IB Times, Rabu (18/12/2013).
Dua supernova itu ditemukan pada tahun 2006 dan 2007 dalam proyek penelitian supernova hasil kerja sama Canada-France-Hawaii Telescope, Very Large Telescope (VLT), serta Gemini dan Keck Telescopes. Supernova itu diduga terjadi sebelum adanya Matahari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.