Banyak kalangan berlomba untuk mengabadikan komet yang ditemukan pada 21 September 2012 oleh Vitali Nevski dan Artyom Novichonok ini. Beberapa astronom dan astronom amatir Indonesia berhasil mengabadikannya.
Salah satu yang berhasil adalah Muhammad Yusuf, yang mengamati dari Observatorium Bosscha. Ia mengunggah foto inset yang diambil dengan teropong kecil berdiameter 6,6 cm dengan panjang fokus 38,8 cm dan kamera CCD SBIG ST-402MEA di laman Facebook Observatorium Bosscha.
Yusuf melakukan pengamatan pada 22 November 2013 sebelum fajar terbit atau 6 hari sebelum ISON mencapai titik terdekatnya dengan Matahari. Foto yang diunggahnya merupakan penumpukan 11 citra masing-masing pada filter luminance, merah, hijau, dan biru.
Foto Rayhan diunggah di spaceweathergallery.com dan ison.astro-campaign.jp. Ia mengambil citra ISON dengan kamera Nikon D5100 + AF Zoom-Nikkor 70-300mm f/4-5.6G. Pemotretan dibantu Vixen Polarie Star Tracker.
Komet ISON kini sedang dalam masa pertaruhan hidup dan mati. Bila komet ini bertahan dari panas dan gravitasi Matahari, maka pemandangan indah bisa dinikmati mereka yang di Indonesia pada pertengahan Desember hingga awal Januari nanti.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.