Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Letusan Freatik Merapi Terkait Gempa Ciamis?

Kompas.com - 18/11/2013, 17:44 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Merapi kembali meletus pada Senin (18/11/2013) pukul 04.53 WIB. Letusan yang disebut dengan letusan freatik itu terjadi 1 menit setelah gempa Ciamis bermagnitudo 4. Apakah benar dua kejadian tersebut saling berkaitan?

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Subandriyo, gempa Ciamis bisa jadi berkaitan dengan letusan freatik Merapi kali ini.

Letusan freatik adalah letusan yang dipicu oleh interaksi antara magma dan air. Air yang berasal dari akumulasi hujan beberapa hari terakhir di puncak Merapi berinteraksi dengan magma yang panas sehingga mendidih dan menguap.

Agar letusan freatik terjadi, faktor lain dibutuhkan, yakni tekanan tinggi dan kandungan gas di dalam gunung. Tekanan akan memengaruhi ketinggian embusan material dari dalam gunung.

Subandriyo mengatakan, BPPTKG tidak memantau secara khusus tekanan dalam gunung. Namun, melihat ketinggian letusan freatik, diperkirakan tekanan dalam gunung cukup tinggi. Sementara itu, pasca-letusan 2010, diduga pula bahwa kandungan gas dalam gunung juga tinggi.

Dengan faktor itu saja, letusan freatik bisa terjadi. Namun, bila ada gempa tektonik, letusan freatik bisa terjadi lebih cepat.

"Jadi, gempa yang terjadi di Ciamis bisa menjadi pemicu walaupun tidak bisa dikatakan sebagai sebab langsung. Dengan tekanan tinggi, bila terjadi goyangan, maka letusan freatik bisa terjadi," ujar Subandriyo.

Sementara itu, pakar tektonik dari Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano, mengungkapkan bahwa ada kemungkinan gempa tektonik memengaruhi aktivitas vulkanik sebuah gunung berapi.

"Secara umum, gempa tektonik akan memberikan tekanan di wilayah sekitarnya," kata Irwan saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/11/2013).

Irwan menuturkan, ada dua macam mekanisme bahwa suatu gempa bisa memicu aktivitas gunung berapi. Mekanisme itu masing-masing disebut static stress triggering (pemicu tegangan statis) dan dynamic stress triggering (pemicu tegangan dinamis).

Pada pemicu tegangan statis, gempa langsung mengakibatkan tekanan besar di gunung berapi sehingga terjadi letusan. Umumnya, gempa yang memicu adalah yang berada di dekat gunung berapi.

Sementara itu, pada pemicu tegangan dinamis, mekanismenya lebih kompleks. Gelombang gempa merambat ke wilayah yang cukup jauh. Biasanya, gempa yang memicu mekanisme ini adalah yang bermagnitud besar.

Meski demikian, terkait dengan letusan freatik Merapi hari ini, Irwan mengatakan, kemungkinannya kecil jika gempa Ciamis memicu letusan freatik hari ini.

"Untuk pemicu tegangan statis, terlalu jauh. Untuk pemicu tegangan dinamis, bisa saja tetapi kemungkinannya kecil," papar Irwan.

Kaitan antara gempa tektonik dan aktivitas gunung api sendiri kini tengah menjadi salah satu fokus penelitian Institut Teknologi Bandung. Aktivitas beberapa gunung berapi, seperti Gunung Sinabung, Talang, dan Marapi, diamati.

Irwan mengatakan bahwa banyak faktor yang harus diperhatikan sebelum menyimpulkan sebuah gempa tektonik memicu aktivitas suatu gunung api.

Subandriyo sendiri mengatakan bahwa letusan freatik suatu gunung berapi sangat kompleks. Adapun pernyataan bahwa letusan freatik Merapi dipicu oleh gempa Ciamis dinilai masih dugaan dan perlu dibuktikan terlebih dahulu.

Letusan freatik merupakan fenomena baru bagi Merapi. Letusan macam ini baru terjadi pasca-letusan besar pada 2010.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com