Akan mencapai titik terdekat dengan Matahari pada 28 November 2013 mendatang, komet yang ditemukan pada tahun 2012 itu bisa membuat fajar di Indonesia seolah-olah dihiasi oleh dua bintang terang, tanpa menghitung bintang-bintang lain selain Matahari.
Mengapa demikian? Hal itu karena kenampakan ISON yang terang.
Astrofisikawan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, kepada Kompas.com, Selasa (12/11/2013), mengatakan, "Kalau nanti komet bertahan dan melintas dekat bumi, komet akan menampakkan seperti bintang terang dekat matahari menjelang matahari terbit."
Menurut Thomas, setelah mencapai titik terdekat dengan Matahari, ISON akan bergerak menjauhi bintang induk Tata Surya itu. Selanjutnya, ada satu waktu dimana ISON akan mencapai titik terdekat dengan Bumi, diprediksi antara Desember hingga Januari.
Saat itulah, kata Thomas, warga Indonesia bisa menyaksikan kecerlangan komet yang baru pertama kali datang di sistem keplanetan kampung halaman manusia itu.
Namun, Thomas mengingatkan bahwa pertunjukan tersebut bisa saja gagal. Komet terdiri atas es, debu, dan gas. Bila komet tidak bertahan ketika melintasi titik terdekat dengan Matahari, maka fenomena di atas menurut Thomas tak bisa dilihat.
ISON ditemukan oleh astronom asal Rusia, Vitali Nevski dan Artyom Novichonok. Nama ISON diambil dari fasilitas yang digunakan untuk menemukannya, International Scientific Optical Network (ISON). ISON diprediksi akan menjadi komet paling terang dalam 50 tahun terakhir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.