Satelit Seberat Satu Ton Bakal Jatuh ke Bumi

Kompas.com - 10/11/2013, 16:45 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Satelit seberat satu ton milik Eropa, Gravity field and steady-state Ocean Circulation Explorer (GOCE), bakal jatuh ke Bumi antara hari ini hingga besok.

Hingga Sabtu (9/11/2013), berdasarkan berita Reuters, GOCE sudah ada pada ketinggian 160 km dari permukaan Bumi dan bergerak dengan kecepatan 13 km/jam.

GOCE diluncurkan pada tahun 2009 dan bertugas untuk memetakan variasi gravitasi di berbagai wilayah Bumi.

Ilmuwan di antaranya menggunakan data GOCE untuk membuat pemetaan global tentang batas antara kerak Bumi dan mantelnya. GOCE sendiri jatuh karena kehabisan bahan bakarnya, Xenon.

Sesuai perkiraan terakhir, astronom amatir Ma'rufin Sudibyo mengatakan, "satelit akan jatuh pada sore ini, Minggu (10/11/2013) pukul 18.40 plus minus 10 jam."

Jadi, satelit diperkirakan jatuh antara Minggu petang ini hingga Senin (11/11/2013) pagi hari besok.

Satelit memang memiliki berat satu ton. Namun, karena terbakar di atmosfer, berat ketika jatuh ke Bumi tinggal 250 kg.

Ma'rufin mengatakan, satelit akan terpecah lebih kurang menjadi 50 keping ketika jatuh ke Bumi dan bergerak dengan kecepatan 100 km/jam.

Dengan memperhatikan jumlah kepingan, berat total, dan kecepatan, Ma'rufin saat dihubungi Kompas.com, Minggu, mengatakan, "energi satelit saat menumbuk setara dengan petasan besar yang meledak."

Lalu, apakah manusia perlu panik? Apakah satelit ini akan menimbulkan petaka besar bagi penduduk Bumi? Tidak!

Ada dua alasan untuk tak perlu panik. Pertama, Ma'rufin mengatakan, satelit kemungkinan besar akan jatuh di wilayah Samudera Hindia, selatan India. Potensi jatuh ke daratan kecil.

Kedua, saatelit GOCE hanya membawa bahan bakar Xenon yang merupakan gas mulia, tidak bereaksi dengan tubuh manusia. Jadi, cukup aman bila memang jatuh di daratan.

Satelit GOCE bukanlah satu-satunya satelit yang jatuh ke Bumi. Sebelumnya, sudah ada satelit Phobos Grunt milik Rusia seberat 14 ton yang jatuh ke Bumi pada tahun 2012.

Sebelumnya, pada tahun 2011, ada pula satelit Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) milik NASA dan ROSAT milik Jerman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau