Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemu Aplikasi Matematika untuk Pengobatan Kanker Terima Penghargaan Sains Australia

Kompas.com - 31/10/2013, 07:30 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com — Pakar statistik yang meneliti penggunaan matematika dalam pengobatan kanker, Professor Terry Speed, meraih penghargaan Prime Minister's Prize for Science 2013 di Australia, Rabu (30/10/2013) malam. Penghargaan itu dia terima atas sumbangan besarnya menganalisis data sel kanker dalam tubuh manusia tersebut.

Speed adalah spesialis bioinformatika, yang menyebut kepakarannya seperti pekerjaan "menemukan jarum di tumpukan jerami" dalam mengidentifikasi cara terbaik mengobati sel-sel kanker.

"Kita bisa menghentikan operasi yang tidak perlu (bagi penderita kanker). Kita bisa menghentikan kemoterapi yang tidak perlu hanya dengan menganalisis data tentang tumor," jelas Speed.

Menurut Speed, penelitian yang dilakukannya memang bukan untuk menghilangkan kanker melainkan membantu proses pengobatan, diagnosis, dan memperkirakan apa yang akan terjadi bagi seseorang terkait serangan kanker. "Mungkin suatu saat kita bahkan bisa sampai ke tahap mengobatinya sampai sembuh," ujarnya.

Speed menyambut penghargaan yang juga disertai hadiah senilai 300 ribu dollar Australia ini. Dia menyebut penghargaan tersebut sebagai "hari kemenangan matematika", di tengah stigma bahwa matematika adalah pelajaran paling membosankan. "Matematika sama sekali tidak membosankan," tegas dia.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Perdana Menteri Australia Tony Abbott di gedung Parlemen di Canberra. Abbott sebelumnya dikritik karena menghapus Kementerian Sains dari kabinetnya. Keterkejutan atas penghapusan kementerian itu pun masih menyuara di tengah ajang penghargaan tersebut.

Ilmuwan lain yang juga menerima penghargaan, Professor Andrea Morella, menyatakan, keputusan Pemerintahan Koalisi menghapus kementerian sains itu sangat mengejutkan mengingat reputasi Australia di bidang sains. Penerima penghargaan juga, Richard Johnson, berkeyakinan kementerian itu akan dihidupkan kembali kelak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com