Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Gunung Api Super seperti Toba di Mars

Kompas.com - 03/10/2013, 20:59 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Mars mungkin pernah memiliki gunung api super (supervolcano) seperti Toba pada masa lalu. Cekungan Arabia Terra di Mars diyakini merupakan jejak adanya gunung api super tersebut.

Gunung api super tersebut pernah menimbulkan dampak dahsyat di Mars. Gas yang dikeluarkannya memengaruhi komposisi atmosfer dan iklim Mars. Abunya berhamburan di wilayah Mars lainnya.

"Ilmuwan mengetahui bahwa Mars pasti lebih aktif pada masa lalu, pada 1 miliar pertama. Namun, kita kesulitan menemukan bukti gunung purba itu. Supervolcano yang kita laporkan di Nature mungkin memecahkan teka-teki itu," kata Joe Michailski yang terlibat riset.

Supervolcano atau gunung api super adalah istilah informal yang dipakai untuk mendeskripsikan gunung yang mampu mengeluarkan materi lebih dari 1.000 kilometer kubik dalam erupsinya.

Bumi mengalami letusan supervolcano beberapa kali. Salah satu letusan supervolcano yang dahsyat adalah Gunung Toba. Letusan itu oleh beberapa kalangan memicu pendinginan global serta memusnahkan beberapa spesies hewan.

Tak seperti gunung biasa, supervolcano tidak berbentuk kerucut seperti Merapi atau Olympus di Mars. Supervolcano mencakup wilayah yang luas sehingga ketika bererupsi, supervolcano akan membentuk cekungan yang disebut kaldera.

Michailski yang berafiliasi dengan Natural History Museum di London dan Planetary Science Institute di Tucson serta rekannya, Jacob Bleacher, mengidentifikasi adanya beberapa gunung api super di Arabia Terra, salah satu dataran paling tua di Mars.

Ia mengatakan, cekungan-cekungan yang terdapat di wilayah tersebut bukan merupakan hasil dari tumbukan meteorit karena bentuknya yang tak beraturan, tak punya "puncak" di dalamnya, serta tak memiliki lapisan material yang dihamburkan seperti pada kawah meteorit.

"Contoh terbaik kami adalah wilayah Eden Patera," kata Michailski seperti dikutip BBC, Rabu (2/10/2013). Cekungan Eden Patera memiliki lebar 85 km dan kedalaman 1,8 km.

Gas yang dilepaskan oleh supervolcano purba di Mars sangat mungkin memengaruhi iklim di Mars. Tak cuma itu, gas juga mungkin memengaruhi potensi Mars untuk mendukung kehidupan pada masa lalu karena memuntahkan air dan elemen penting untuk mendukung kehidupan.

Gagasan adanya supervolcano tersebut bisa dites oleh wahana antariksa Curiosity milik NASA yang kini tengah menjelajahi Mars, berjalan menuju Gunung Sharp di kawah Gale.

Belum ada yang tahu bagaimana gunung tersebut terbentuk. Namun, beberapa lapisan gunung itu boleh jadi abu yang berasal dari supervolcano di Arabia Terra atau supervolcano lain yang belum teridentifikasi.

"Jika riset pada masa mendatang menunjukkan bahwa supervolcano memang ada di Mars masa lalu, maka itu akan mengubah perkiraan tentang bagaimana atmosfer terbentuk dari gas vulkanik, bagaimana sedimen terbentuk dari abu vulkanik dan seberapa mampu permukaan Mars mendukung kehidupan," jelas Michailski.

Peter Grindrod dari Universty of London yang tak terlibat riset mengatakan bahwa studi ini sangat penting karena, jika benar, akan memengaruhi pemahaman tentang sumber sedimen di Mars dan kemampuannya mendukung kehidupan.

Dave Rothery dari Open University mengungkapkan bahwa jika supervolcano memang ada di Mars, letusannya bisa jadi serupa dengan letusan supervolcano di Bumi.

Erupsi supervolcano bisa memengaruhi iklim global di Mars. Planet merah saat itu sangat mungkin bisa mendingin atau memanas. Jika Mars memanas, maka sangat mungkin akan memicu adanya aliran air yang kini membentuk beberapa fitur di permukaan Mars.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau