Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2013, 19:18 WIB
|
EditorYunanto Wiji Utomo

KOMPAS.com — Satu lagi kekayaan biodiversitas Halmahera terungkap. Setelah beberapa waktu lalu ilmuwan mengungkap keberadaan jenis baru "hiu berjalan" di perairan wilayah tersebut, kini ilmuwan mengungkap adanya spesies baru "tikus berduri".

Spesies tikus yang kemudian disebut tikus berduri Boki Mekot, sesuai nama tempat penemuannya, itu ditemukan lewat proyek penelitian dari ilmuwan University of Copenhagen dan Museum Zoologi Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Tim membuat jebakan dengan umpan kelapa bakar dan selai kacang, ditempatkan pada batang pohon dan bukaan liang. Tim kemudian mengambil spesimen tikus serta menganalisisnya, baik secara morfologi maupun genetik.

Dengan analisis tersebut, tim menemukan spesies yang punya nama latin Halmaheramys bokimekot ini. Dalam publikasi di Zoological Journal of the Linnean Society, tim mengungkap bahwa tikus itu bukan sekadar spesies baru, melainkan juga genus baru.

"Jenis hewan pengerat ini menggarisbawahi besarnya jumlah keanekaragaman hayati yang belum diketahui di wilayah itu dan betapa penting upaya konservasinya," kata Perre-Henri Fabre, pimpinan peneliti dari Center of Macroecology, Evolution, and Climate University of Copenhagen.

"Penemuan ini menunjukkan masih banyaknya kekayaan kehidupan yang belum ditemukan, terutama dari wilayah kepulauan di Indonesia," kata Kristofer Helgen dari Smithsonian Institution seperti dikutip BBC, Jumat (20/9/2013).

Seperti namanya, tikus jenis baru yang ditemukan ini memiliki bulu-bulu yang keras menyerupai duri. Bagian punggung tubuhnya berwarna coklat dengan ujung ekor berwarna putih serta bagian perut yang kelabu terang.

Temuan ini menarik karena sekaligus menggarisbawahi keragaman biota di Maluku yang menjadi salah satu tempat yang menginspirasi lahirnya teori evolusi. Dahulu, karena pengamatan di wilayah Maluku, Alfred Wallace menulis surat kepada Charles Darwin yang kemudian memublikasikan The Origin of Species.

Temuan ini juga mendukung pemikiran Wallace tentang perbedaan fauna di timur dan barat wilayah Indonesia, yang dipisahkan oleh garis Wallace. H bokimekot memiliki kekhasan. Sementara kebanyakan hewan di timur Indonesia punya karakteristik Australia, spesies ini lebih menunjukkan karakteristik Asia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+