Hari ini, seusai penyerahan yang berlangsung di Graha Widya Bhakti, Puspiptek Serpong, Menristek langsung mencoba sedan listrik itu. Keluar dari lobi gedung itu, Menristek pertama melirik bus listrik yang juga didesain dan dikembangkan LIPI. Namun, perhatian Menristek dalam sekejap beralih ke sedan listrik Hevina.
"Oh, ini ya sedan saya," kata Gusti.
Gusti kemudian mendekati sedan listrik itu, lalu masuk dan menghidupkan mesin. Gusti pun mulai mencoba menyetir. Gusti sempat kesulitan untuk menyetir. "Belum terbiasa pakai ini," katanya kepada para wartawan.
Gusti pun lantas keliling di sekitar Puspiptek sebelum akhirnya kembali di depan lobi Gedung Widya Bhakti. Begitu mobil berhenti, Gusti melempar senyum. Saat ditanya mengenai kesannya pada sedan listrik itu, ia menjawab, "Mantap-mantap."
Gusti mengatakan, mobil listrik dikembangkan agar Indonesia lebih hijau.
Menurutnya, sebenarnya mobil listrik yang lebih bagus untuk dikembangkan adalah bus listrik. Bus listrik bisa dipakai sebagai angkutan umum. Dalam jumlah banyak, menurutnya, polusi yang ditimbulkan tak sebesar bus saat ini.
Gusti menjelaskan, sedan listrik yang kini menjadi kendaraan dinasnya sebenarnya masih prototipe. Biaya pembuatan prototipe mobil listrik itu sekitar Rp 500 juta. Kalau sudah diproduksi massal, kata Gusti, harganya bisa turun sampai 30 persen.
Gusti mengatakan, saat ini sudah ada pihak yang berminat untuk bekerja sama memproduksi mobil listrik hasil riset LIPI tersebut.
Gusti juga menjelaskan, ia ingin agar produk hasil penelitian atau pengembangan industri strategis dapat diproduksi massal dan dipakai oleh industri terkait di dalam negeri. Ia memberi contoh pesawat N-219 yang kini tengah diupayakan bisa dipakai oleh Lion Air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.