Tas Hermes Dibuat dengan Alat Mirip Perkakas Neanderthal

Kompas.com - 21/08/2013, 14:12 WIB

KOMPAS.com — Percayakah Anda tas kulit semahal Hermes dibuat dengan alat yang telah dipakai sejak zaman Neanderthal? Neanderthal adalah salah satu jenis manusia purba yang diduga hidup berdampingan dengan manusia modern di masa lampau sebelum akhirnya punah.

Fakta tersebut terungkap lewat penggalian yang dilakukan arkeolog di situs Neanderthal yang berusia 40.000 tahun. Arkeolog menemukan alat tulang bernama lissoir yang digunakan untuk mengolah kulit binatang sehingga lebih berkilau dan resisten terhadap air.

Lissoir semula dianggap hanya merupakan perkakas milik manusia modern. Penemuan lissoir di situs Neanderthal ini menunjukkan bahwa kerabat manusia modern tersebut juga sudah mampu menggunakan perkakas semacam lissoir.

Diberitakan Nature, Senin (12/8/2013), pecahan lissoir pertama kali ditemukan 10 tahun di Pech-de-l’Azé di wilayah Dordogne, barat daya Perancis. Marie Soressi, arkeolog dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology di Leipzig, Jerman, adalah penemunya.

Setelah penemuan, Sorresi menghubungi pabrik Hermes di Paris dan menemukan bahwa para pekerja kulit di perusahaan tersebut menggunakan alat yang mirip lissoir. Ketika gambar perkakas tersebut ditunjukkan kepada para pekerja, mereka langsung mengenalinya.

Shannon McPherron yang juga rekan Soressi melakukan penelitian lanjutan di Pech-de-l’Azé dan wilayah lain di dekat Abri Peyrony. Mereka kembali menemukan lissoir. Hal ini memberi kepastian bahwa manusia Neanderthal memang telah menggunakan perkakas ini.

Lissoir bukanlah perkakas tulang Neanderthal yang ditemukan pertama kali. Namun, alat ini istimewa karena berbeda dengan perkakas tulang lain. Kebanyakan perkakas tulang dibuat berdasarkan salinan dari perkakas batu, tetapi lissoir tidak.

Lissoir adalah perkakas tulang yang mampu memanfaatkan sifat fisik tulang, yakni memiliki tekstur dan kemampuan untuk melengkung tanpa menghasilkan patahan. Tampaknya, Neanderthal membuat lissoir dari bahan tulang rusuk rusa yang panjang dan fleksibel.

Para peneliti tidak bisa memastikan apakah Neanderthal menggunakan perkakas tulang untuk memoles kulit. Meskipun demikian, McPherron menjumpai bahwa lissoir temuannya juga terpotong pada bagian ujungnya dan diduga dipakai untuk memoles kulit juga.

McPherron juga melakukan pengujian dengan membuat lissoir dan menggunakannya untuk menghaluskan kulit kering. Ternyata, ujung lissoir buatan para peneliti juga mengalami perubahan seperti pada lissoir milik Neanderthal.

Meski demikian, tetap ada keraguan bahwa lissoir memang dibuat oleh Neanderthal. Sebabnya, manusia tidak tinggal di Pech-de-l’Azé ataupun Abri Peyrony. Bagaimana mungkin manusia bisa belajar kalau tidak berinteraksi walaupun mungkin saja manusia dan Neanderthal membuat perkakas itu secara independen.

Untuk memastikan, McPherron akan menggali situs Neanderthal yang rentang usianya lebih tua. Situs Neanderthal yang digali untuk menemukan lissoir ini berusia antara 51.000-41.000 tahun, beririsan dengan pendudukan manusia modern di Eropa Barat 42.000 tahun lalu.

Dengan penggalian di situs arkeologi yang lebih tua, arkeolog mampu memastikan apakah memang lissoir diciptakan oleh Neanderthal. Jika terbukti, kecerdasan Neanderthal tidak bisa disepelekan. (Dyah Arum Narwastu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau