Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habitat Berubah, Orangutan Kalimantan Turun dari Pohon

Kompas.com - 31/07/2013, 16:49 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Orangutan umumnya dikenal dengan gerakan dan keahliannya dalam berayun dari pohon satu ke pohon yang lain. Namun, kini perilaku orangutan Borneo (Pongo pygmaeus morio) mengalami perubahan. Mereka menghabiskan banyak waktu di permukaan tanah.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Hutan Wehea, Kalimantan Timur, dipimpin oleh Brent Loken dari Simon Fraser University dan Stephanie Shepar dari University of Wisconsin mengungkap perubahan perilaku tersebut.

Loken dan rekannya mengamati perilaku orangutan Kalimantan dengan kamera yang diletakkan di area seluas 38 kilometer persegi. Ia berhasil menangkap momen saat orangutan Kalimantan turun dari pohon dan beraktivitas di atas permukaan tanah.

Hasil pengamatan menguak bahwa waktu yang dihabiskan orangutan di atas permukaan tanah sebanding dengan monyet ekor babi (Macaca nemestrina). Selama 8 bulan pengamatan, terdapat 110 foto orangutan yang didapati berada di atas permukaan tanah. Sementara untuk monyet ekor babi, ada 113 foto.

Sebab perilaku tersebut belum diketahui. Sedikitnya predator di atas permukaan tanah mungkin menjadi sebabnya. Namun, sebab yang lebih utama adalah cepatnya hancurnya habitat orangutan Kalimantan.

"Borneo adalah jaringan bisnis kayu, kawasan perkebunan dan tambang, dengan hutan alam yang tersebar. Transformasi lansekap ini memaksa orangutan untuk mengubah habitat dan perilakunya," ungkap Loken dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (30/7/2013).

Sekilas, penelitian ini mengungkap bahwa orangutan sangat adaptif. Namun, hasil ini juga tak bisa disalahartikan bahwa orangutan bisa hidup tanpa hutan. Orangutan tetap membutuhkan hutan sebagai tempat tinggal, reproduksi, dan mencari makan.

"Sementara kita tahu bahwa orangutan lebih adaptif dari yang diduga dan beberapa populasinya sering turun ke tanah untuk berjalan, mereka masih butuh hutan. Bahkan di lansekap perkebunan mereka tetap bergantung pada hutan alam untuk sarang dan makanan," kata Shepar.

Hutan Wehea adalah hutan di mana 10 spesies primata, termasuk 5 spesies yang hanya ada di Borneo, ada. Perlindungan pada Hutan Wehea sangat penting bagi kelangsungan orangutan dan bahkan manusia itu sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com