Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis Kelamin "Royal Baby" Mematahkan Prediksi Ilmuwan

Kompas.com - 24/07/2013, 18:06 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — "Royal Baby" yang dinanti-nanti telah lahir dan terungkap bahwa jenis kelamin bayi itu adalah laki-laki. Bagi William dan Kate serta Kerajaan Inggris, jenis kelamin bayi yang laki-laki itu mungkin kabar baik, tapi bagi ilmuwan itu mungkin kabar buruk.

Prediksi jenis kelamin "Royal Baby" telah muncul sejak seminggu sebelum kelahiran. Beberapa ilmuwan memprediksi bahwa William dan kate akan memiliki anak perempuan. Namun, prediksi itu ternyata meleset.

Sebelumnya, Fiona Matthews, Direktur Program Bioscience and Animal Behavior di University of Exeter, seperti dikutip CNN, 3 Juli 2013, mengatakan, "Sepertinya kesetimbangan akan miring dan bayi yang lahir akan perempuan."

Matthews mengungkapkan bahwa di dunia, jumlah bayi laki-laki yang lahir lebih banyak dari bayi perempuan. Dikatakannya, ada 105 hingga 106 bayi laki-laki di setiap 100 kelahiran bayi perempuan.

Matthews yang pernah meneliti asupan nutrisi pada 740 perempuan di dunia mengatakan bahwa jika perempuan hamil mengonsumsi lebih banyak kalori pada awal kehamilannya, maka bayi yang lahir akan cenderung laki-laki.

Menurut Matthews, embrio bayi laki-laki akan mengalami tingkat perkembangan lebih cepat sehingga membutuhkan kalori lebih banyak. Dari tubuh ibu, bisa diketahui bahwa bila tubuh mengalami pertambahan berat badan lebih banyak, maka bayi akan laki-laki.

"Apa yang kami dapatkan adalah bila kondisi memungkinkan, maka embrio laki-laki akan survive dan terus berkembang. Namun, bila kondisi lebih sulit dan asupan nutrisi kurang, cuma embrio perempuan yang bisa survive," kata Matthews.

Matthews mengatakan, stres juga bisa memengaruhi jenis kelamin bayi. Dalam situasi bencana atau bila perempuan memiliki pekerjaan yang punya tekanan tinggi, bayi yang lahir akan cenderung perempuan.

Pekerjaan ayah pun bisa menentukan jenis kelamin bayi. Studi tahun 1999 yang diterbitkan di Norsk Epidemiologi menyatakan bahwa proporsi pilot militer yang punya anak laki-laki lebih sedikit, walau bukan berarti tak ada pilot militer yang punya anak laki-laki.

Sementara itu, sepasang suami istri akan cenderung memiliki anak laki-laki jika mereka adalah seorang miliuner, terutama bila yang merupakan miliuner adalah suami. Tidak tahu William masuk dalam kategori ini walaupun jelas bahwa keluarga Kerajaan Inggris kaya raya.

Matthews mengatakan, "sepertinya bayi itu akan perempuan, walaupun mereka (pasangan William dan Kate) sangat sangat kaya, yang membuat mereka punya potensi punya anak laki-laki."

Yang bisa dijadikan dasar prediksi bahwa anak William dan Kate akan perempuan adalah pekerjaan William sebagai seorang pilot yang memberi banyak tekanan pada keluarga. Sementara, Kate sendiri bisa jadi stres karena terus menjadi pusat perhatian.

Pendukung lain adalah bahwa Kate mengalami morning sickness pada masa-masa awal kehamilan. Saat itu, ia mengalami kondisi hyperemesis gravidarum, yakni kondisi nausea yang memicu muntah dan dehidrasi. Kondisi ini menjadi petunjuk akan lahirnya bayi perempuan.

Sementara, studi di Washington menemukan bahwa perempuan yang sampai dirawat di rumah sakit pada trimester pertama kehamilan memiliki peluang 50 persen lebih besar akan melahirkan bayi laki-laki. Jika periode di rumah sakit sampai tiga hari, peluang meningkat hingga 80 persen.

Beragam studi mungkin menunjukkan besarnya kemungkinan William dan Kate memiliki bayi perempuan. Namun, prediksi itu harus tumbang. Bayi yang dilahirkan dan telah dipertunjukkan kepada publik tersebut adalah laki-laki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com