Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2013, 20:04 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis


KOMPAS.com — Ular apa yang paling aneh sejagat raya? Salah satunya mungkin adalah spesies ular Pseudocerastes urarachnoides yang baru dideskripsikan sebagai spesies baru pada tahun 2006.

Spesies ular berbisa itu punya ujung ekor berwarna oranye atau abu-abu. Anehnya, berbeda dengan ular lain yang ujung ekornya semakin mengecil, ular jenis ini punya ekor bercabang seperti laba-laba.

Ketika bergerak, ular ini semakin tampak aneh. Sementara bagian tubuh lainnya bergerak, bagian ekor diam sepanjang jalan. Coba lihat video ini.

Ular jenis ini pertama kali ditemukan di gurun wilayah Iran pada tahun 1968. Spesimen kemudian dibawa ke Field Museum of Natural History di Chicago.

Ilmuwan bernama Steven Anderson pertama kali mengamati ular tersebut pada tahun 1970. Ia mengira ada seekor laba-laba yang sedang menempel pada ular tersebut. Setelah mengamati lebih dekat, barulah ia sadar bahwa itu adalah ekor.

Ekor yang janggal itu memicu pertanyaan. Apakah ekor laba-laba itu adalah bentuk kelainan akibat tumor atau parasit? Penelitian ternyata membuktikan bahwa ekor laba-laba itu memang variasi.

Buktinya, tahun 2003, ilmuwan Iran Hamid Bostanchi menemukan ular yang sama dengan ekor yang punya karakteristik serupa. Ilmuwan Iran lainnya, Behzad Fathinia, mengonfirmasi dengan menangkap ular itu hidup-hidup pada tahun 2008.

Barbod Safaei Mahroo Pseudocerastes urarachnoides.

P. urarachnoides punya sisik yang kasar. Sekilas, ular ini mirip seperti batu di sekitarnya. Ini memberi keuntungan karena menjadi kamuflase yang baik.

Masyarakat lokal di Iran menyebut ular ini Mar-e-pardar (ular berbulu) atau Mar-e-gatch (ular gipsum). Tekstur sisik ular ini makin terlihat kasar ketika sedang waspada.

Apa gunanya punya ekor berbentuk kompleks itu? Ilmuwan menduga bahwa hal tersebut terkait dengan kelicikan ular tersebut untuk menjebak mangsa.

Ular umumnya punya bentuk menyerupai cacing. Bentuk tersebut dianggap cukup menarik bagi hewan seperti katak dan kadal.

Dengan memiliki ekor serupa laba-laba, P. urarachnoides hendak menjebak mangsa lain, yakni golongan burung yang memangsa serangga atau arachnida.

Pengamatan yang dilakukan Fathinia dalam penelitiannya beberapa tahun lalu menunjukkan bahwa strategi P. urarachnoides efektif menjebak burung.

Ia menaruh anak ayam di dekat ular yang berpose sedemikian rupa sehingga hanya menampakkan ekornya itu. Setelah setengah jam, anak ayam itu mendekati ekor ular tersebut dan mematuknya.

Yang terjadi kemudian adalah tragedi. Ular itu mulai menyerang anak ayam itu dalam waktu kurang dari 0,5 menit. Dalam waktu 1 jam, anak ayam tersebut mati.

Meski tujuan memiliki ekor berbentuk laba-laba itu jelas, asal-usul berkembangnya ekor laba-laba pada ular itu masih misterius.

Disarikan dari tulisan Ed Yong dalam kolom Not Exactly Rocket Science di situs web National Geographic

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com