Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/07/2013, 17:15 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Sejak penemuan pada tahun 2003, Homo floresiensis terus memicu perdebatan, apakah merupakan spesies baru atau bukan. Kini, berdasarkan analisis tiga dimensi, ilmuwan menemukan bukti baru bahwa manusia Flores memang spesies baru.

Hasil penelitian yang menyatakan kebaruan spesies H floresiensis tersebut dipublikasikan di jurnal PLOS ONE pada Rabu (10/7/2013).

Penelitian dilakukan oleh ilmuwan dari Stony Brook University New York, Senckenberg Center for Human Evolution and Palaeoenvironment, Eberhard-Karls Universitat Tubingen, dan University of Minnesota.

Manusia Flores berbeda dengan manusia modern. H floresiensis memiliki ukuran tubuh dan kepala kerdil walaupun riset terbaru menyatakan bahwa ukuran otaknya tak sekecil yang diduga.

Selama ini, ada juga dugaan terkait manusia Flores. Ada yang menganggap bahwa spesies ini adalah jenis berbeda yang punah, turunan Homo erectus yang mengalami pengerdilan karena tinggal di wilayah terisolasi, atau manusia modern yang abnormal.

Abnormalitas yang mungkin diidap adalah microcephaly, yang menyebabkan kepala berukuran lebih kecil ataupun kretinisme alias kekerdilan.

Dalam studi ini, ilmuwan membandingkan bentuk tengkorak H floresiensis, manusia modern, manusia modern yang mengalami abnormalitas, dan fosil Homo lain.

Untuk menguak perbedaan bentuk antartengkorak, ilmuwan menggunakan pencitraan tiga dimensi dengan komputer dan analisis statistik.

"Studi kami memberikan bukti paling komprehensif bahwa H floresiensis lebih punya persamaan dengan fosil manusia purba yang sudah punah daripada dengan manusia modern yang punya abnormalitas," ungkap ilmuwan dalam publikasi.

"Hasil studi kami menolak hipotesis bahwa spesies ini merepresentasikan manusia modern dengan kondisi patologis, seperti microcephaly," demikian kata ilmuwan seperti dikutip Physorg, Kamis (11/7/2013).

Manusia Flores ditemukan di goa Liang Bua pada tahun 2003. Tengkorak manusia Flores lazim disebut LB1 karena minus rahang bawah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Apakah Aman Makan Sushi?

Apakah Aman Makan Sushi?

Kita
Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Kita
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Kita
Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Oh Begitu
Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Oh Begitu
Mengapa Ikan Bau Amis?

Mengapa Ikan Bau Amis?

Oh Begitu
Minyak Kelapa Baik Dikonsumsi Saat Diet, Ini Alasannya

Minyak Kelapa Baik Dikonsumsi Saat Diet, Ini Alasannya

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com