Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Segera Operasikan PLTN Terapung Pertama di Dunia

Kompas.com - 10/07/2013, 13:39 WIB

KOMPAS.com — Rusia akan mulai mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terapung yang pertama di dunia. Pengoperasian tersebut rencananya akan dilakukan tiga tahun lagi.

Kapal yang dibuat khusus dengan PLTN di dalamnya ini akan mampu menyediakan energi, panas, dan air minum ke daerah-daerah yang sebelumnya tidak dapat dijangkau.

Direktur perusahaan pembuat kapal terbesar Rusia, Baltic Plant, mengumumkan bahwa kapal unik ini akan mulai beroperasi tahun 2016 pada International Naval Show keenam di St Petersburg.

Kapal pertama yang dilengkapi dengan PLTN itu akan dinamai Akademik Lomonosov. Kapal ini dirancang untuk menyuplai energi bagi perusahaan industri besar, kota-kota pelabuhan, serta peron minyak dan gas lepas pantai.

Kemampuan pembangkitan energi kapal ini berasal dari reaktor nuklir yang terdapat pada kapal pemecah es di wilayah dingin yang telah berhasil beroperasi selama lebih dari setengah abad.

Menurut kantor berita global RT yang dikutip oleh Daily Mail, Selasa (9/7/2013), Akademik Lomonosov bakal punya berat 21.500 ton dan akan memiliki 69 awak.

Namun, kapal ini tidak memiliki sistem tenaga penggerak sehingga harus diderek ke lokasi tempat ia dibutuhkan.

Akademik Lomonosov akan menggunakan dua reaktor KLT-40 yang telah dimodifikasi. Reaktor ini nantinya akan mampu memberikan tenaga yang cukup untuk sebuah kota dengan 200.000 penduduk. Secara bersamaan, reaktor tersebut mampu menghasilkan 70 MW listrik atau 300 MW panas.

Saat ini kota-kota besar dan kota-kota pelabuhan Rusia yang terletak di sepanjang garis pantai utara serta daerah di sebelah timur Rusia yang jauh tidak menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang baik. Sebagian alasan dari hal ini adalah karena kurangnya pasokan energi. Akademik Lomonosov diharapkan mampu mengatasi masalah tersebut.

Rusia juga dapat menggunakan kapal ini di dekat wilayah penyimpanan mineral dan pangkalan militernya yang berada di luar negeri.

PLTN terapung ini dapat pula dimodifikasi dan digunakan sebagai pabrik desalinasi. Dengan kata lain, kapal ini dapat pula menghasilkan 240.000 kubik air segar setiap hari.

Sebanyak 15 negara telah menyatakan minatnya untuk menggunakan PLTN terapung, termasuk China, Indonesia, dan Argentina.

Perusahaan pembuat kapal Akademik Lomonosov menegaskan bahwa proses pengayaan bahan bakar di PLTN terapung ini sesuai dengan peraturan International Atomic Energy Agency. Sama seperti PLTN di darat, PLTN terapung juga dirancang dengan standar keamanan tertentu. Kapal ini dirancang untuk mampu menahan tabrakan dengan pulau ataupun kapal lain. Kapal ini juga mampu bertahan terhadap terjangan tsunami. Setelah digunakan selama 40 tahun, reaktor nuklir akan diganti.

Perusahaan tersebut mengklaim bahwa PLTN terapung aman bagi lingkungan karena tidak melepaskan zat berbahaya apa pun ketika sedang beroperasi.

Akademik Lomonosov pertama kali dibuat pada tahun 2007 oleh Sevmash Submarine-Building Plant di Severodvinsk. Proses ini kemudian diambil alih oleh Baltic Plant. Namun, prosesnya sempat berhenti selama dua tahun karena kekurangan dana. Proses pengerjaan kapal kembali berlangsung setelah adanya kesepakatan pembiayaan yang ditandatangani antara Baltic Plant dan perusahaan milik negara Rusia pada Desember tahun lalu. (Dyah Arum Narwastu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com