Kota Terpendam Seusia Candi Borobudur Terungkap

Kompas.com - 18/06/2013, 09:42 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com — Tim arkeolog menemukan kota tua yang hilang di sebuah gunung di Kamboja, Phnom Kulen. Kota itu diperkirakan berusia 1.200 tahun, 350 tahun lebih tua dari Angkor Wat atau lebih kurang seusia dengan Borobudur, dan terletak hanya 40 kilometer dari kuil agung tersebut.

Kota itu bernama Mahendraparvata, kota pertama di Kerajaan Angkor pada tahun 802 Masehi. Tim arkeolog sendiri menemukan kota tua yang hilang itu dengan bantuan teknologi Lidar.

Damian Evans, Direktur Pusat Penelitian Arkeologi University of Sydney, mengatakan bahwa "momen eureka" penemuan kota tua yang hilang itu adalah saat gambaran kota tua tampak di layar komputer yang memuat citra pengamatan teknologi Lidar.

"Dengan instrumen ini, bang! tiba-tiba kita melihat gambaran keseluruhan kota yang tak seorang pun tahu bahwa sebelumnya pernah ada, dan tentu saja mengagumkan," ungkap Evans seperti dikutip Sydney Morning Herald, Jumat (15/6/2013).

Menyadari keberadaan kota tersebut, tim arkeolog pun lantas langsung pergi ke lokasi, melewati hutan dengan medan cukup sulit dan penuh ranjau. Mereka dibantu oleh Heng Heap, mantan pasukan Khmer yang kehilangan satu kaki, serta menggunakan GPS.

Tim arkeolog menemukan bagian berupa kanal dan jalan. Mereka juga menemukan dua kuil yang belum terjamah. Selain itu, ditemukan pula gua dengan hiasan lukisan gua yang digunakan oleh pertapa di masa Angkor.

Teknologi Lidar pun mengungkap beberapa gundukan setinggi beberapa meter di kota terpendam itu. Arkeolog berteori, gundukan yang tersebar di kota itu mungkin saja sebuah makam.

Phnom Kulen, gunung tempat kota ini berada, telah menjadi tempat ziarah sejak lama, digunakan untuk menjalankan ritual keagamaan dan mandi. Wilayah ini sudah dihuni sejak masa Kerajaan Angkor.

Dengan teknologi Lidar, arkeolog mengungkap bahwa Mahendraparvata dibangun sebelum Angkor Wat, sebelum Raja Jayavarman II turun dari gunung dan membangun kota di dekat wilayah Angkor Wat sekarang.

"Inilah tempat semuanya dimulai, membantu membangun peradaban Angkor yang selalu diasosiasikan dengan Angkor Wat," kata Evans. Peradaban Angkor merupakan pra-era industri dengan densitas populasi rendah terbesar di muka Bumi.

Menurut ilmuwan China, Zhou Daguan, yang meneliti kehidupan di wilayah tersebut tahun 1294-1307, di peradaban Angkor, orang-orangnya telanjang hingga pinggang dan membalut bagian sisanya hanya dengan selembar kain.

Penemuan kota yang terpendam ini menunjukkan keampuhan teknologi Lidar (Light and Radar). Teknologi ini dikembangkan tahun 1960, dan kali pertama digunakan untuk mengukur awan pada National Center for Atmospheric Research di Amerika Serikat.

Untuk menemukan kota tua yang hilang ini, perangkat teknologi Lidar menembakkan laser untuk mengetahui apa yang ada di bawah lapisan tanah. Teknologi ini mencitrakan obyek dengan sinar tampak, UV, dan inframerah.

Lidar telah dipakai untuk menemukan banyak situs arkeologi yang terpendam, termasuk persawahan dan jalan pada peradaban Mata di Caracol, Amerika Tengah. Lidar juga digunakan untuk meneliti Stonehenge di Eropa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau