Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Tenggara Lebih Rawan Banjir Ekstrem

Kompas.com - 10/06/2013, 11:12 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Studi terbaru mengungkap bahwa peningkatan emisi karbon menempatkan India, China, Asia Tenggara, Afrika Timur dan wilayah utara Andes sebagai wilayah yang dengan risiko banjir ekstrem lebih tinggi.

Pemanasan global akan membuat frekuensi banjir di wilayah-wilayah tersebut semakin besar. Sementara, wilayah seperti Eropa, sebagian Scandinavia, Chile dan Argentina mengalami banjir lebih sedikit.

Estimasi dalam studi ini disusun berdasarkan 11 model emisi gas rumah kaca dan dampaknya pada 29 cekungan sungai pada 2010. Menurut perkirakan, bila suhu naik 4-5 derajat Celsius, banjir yang semula terjadi sekali dalam 100 tahun dapat menjadi sekali tiap 10-50 tahun.

"Banyak area tersebut memang sudah dikenal rawan banjir," kata Shinjiro Kanae, ahli teknik sipil di Tokyo Insttitute of Technology yang ikut ambil bagian dalam studi, seperti dikutip AFP, Senin (10/6/2013).

Kane mengungkapkan, frekuensi banjir dapat berkurang bila kenaikan suhu akibat pemanasan global juga berkurang. Studi ini dipimpin oleh Yukiko Hirabayashi dari University of Tokyo dan dipublikasikan di Nature Climate Change.

Studi pimpinan Hirabayashi ini adalah studi yang paling ambisius untuk menghasilkan perkiraan banjir. Banyak studi sebelumnya memakai model yang lebih sedikit atau bahkan hanya satu sehingga rentang ketidakpastiannya sangat lebar.

Hirabayashi mengatakan bahwa frekuensi banjir masih akan dipengaruhi oleh variabilitas lokal. Selain itu, estimasi ini juga belum memperhitungkan tindakan yang memperparah atau mengurangi frekuensi banjir.

Kenaikan suhu Bumi disepakati untuk dibatasi hingga hanya 2 derajat Celsius. Namun dengan tindakan manusia saat ini, suhu Bumi akan meningkat 4-5 derajat Celsius pada tahun 2100. Dikhawatirkan, kelaparan dan bencana semakin besar sementara banyak spesies akan punah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com