Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seluas 8.325 Hektar Terumbu Karang Rusak

Kompas.com - 10/06/2013, 03:42 WIB

Manado, Kompas - Kerusakan terumbu karang di laut Sulawesi Utara mencapai 8.325 hektar. Sebagian besar masuk kategori rusak berat. Hal ini mencemaskan karena terumbu karang yang rusak mencapai hampir 50 persen dari luasan terumbu karang di Sulut yang mencapai 18.439 hektar.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Utara Ronald Sorongan, di Manado, Sabtu (8/6), memaparkan data kerusakan terumbu karang itu sesuai dengan yang diperolehnya dari ahli terumbu karang Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Manado. Penyebab kerusakan terumbu karang adalah kebiasaan masyarakat menggunakan bom ikan, pencurian ikan, dan pembuangan limbah yang tidak terkendali.

”Tiga faktor itu memberikan kontribusi bagi kerusakan terumbu karang. Ini harus dicegah,” kata Ronald.

Ahli terumbu karang dari Unsrat, Andris Kakaskasen Roeroe, menambahkan, perlindungan kawasan terumbu karang kini amat minim, mulai dari pengawasan bom ikan hingga kontrol terhadap pembuangan limbah. Untuk melindungi terumbu karang, perlu dilakukan perlindungan kawasan pesisir pantai dan pulau kecil serta penetapan kawasan konservasi perairan.

Sulut mempunyai garis pantai sepanjang 1.837,29 kilometer dengan 286 pulau yang menyimpan berbagai kekayaan keanekaragaman hayati perairan. Kerusakan terumbu karang menjadi ironi karena Sulut menjadi pusat pengembangan terumbu karang kawasan Asia Pasifik, Coral Triangle Initiative (CTI), dari enam negara, yakni Filipina, Malaysia, Kepulauan Solomon, Papua Niugini, Timor Leste, dan Indonesia.

Konferensi karang dunia

Terkait upaya penyelamatan terumbu karang, Sulut mengambil inisiatif mengadakan konferensi terumbu karang sedunia, World Coral Reef Conference, tahun 2014. Sekretaris Provinsi Sulut Rahmat Mokodongan menuturkan, persiapan pelaksanaan pertemuan sudah dilakukan dengan pembentukan panitia.

Saat pelaksanaan konferensi akan dilakukan peresmian kantor Sekretariat Bersama CTI yang dibangun di kawasan Kairagi dengan anggaran Rp 49 miliar. Kantor berbentuk gedung oval itu kini selesai dibangun.

Rahmat mengatakan, pelestarian terumbu karang kerap terabaikan oleh banyak pemangku kepentingan di dunia, termasuk Indonesia. Padahal, terumbu karang merupakan cadangan pangan dunia ke depan. (zal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com