Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basah Sepanjang Tahun 2013

Kompas.com - 03/06/2013, 15:58 WIB

Akibatnya, frekuensi banjir di Sungai Deli kian sering. Tahun 2011, banjir besar terjadi tiga kali, tahun 2012 empat kali banjir. Banjir terbesar terjadi 11 April 2011, merendam 11 kecamatan.

Kepala Seksi DAS Balai DAS Wampu Ular Safoan mengatakan, DAS Sungai Deli adalah DAS prioritas I yang harus dipulihkan daya dukungnya. ”Koordinasi antardaerah hulu, tengah, dan hilir masih lemah,” katanya.

Kondisi DAS Ciliwung-Cisadane tak kalah parah. Sebanyak 45,8 persen dari total luas DAS Ciliwung 34.479 hektar jadi lahan terbangun. Adapun tutupan hutan di DAS Cisadane seluas 151.808 hektar tersisa 25 persen.

”Dengan perkembangan cuaca saat ini, sulit memprediksi potensi banjir kapan selesai. Kami hanya bisa memberikan peringatan dini kepada masyarakat di bantaran Sungai Ciliwung dan Cisadane,” kata Krishna, Kepala Seksi Sungai, Danau, Waduk, dan Pantai pada Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane.

Perubahan iklim

Fenomena anomali cuaca yang mengarah pada kondisi ekstrem kali ini diyakini Edvin sebagai dampak perubahan iklim. Hal itu terlihat dari pembentukan awan badai yang lebih banyak daripada biasanya dengan terjangan yang terus meluas.

Hal itu juga ditunjukkan munculnya curah hujan yang kian deras dan suhu udara yang semakin panas. Sering kali hujan dan panas bergantian dalam satu hari.

Dampak perubahan iklim, daerah dekat khatulistiwa dalam jangka panjang akan cenderung kering. Di Jawa, misalnya, daerah yang akan cenderung lebih kering berada di kawasan utara.

Untuk itu, yang diperlukan adalah langkah antisipasi menghadapi perubahan tersebut. Langkah tersebut antara lain membangun bendungan agar ada sistem pengelolaan sumber daya air, membangun sumur resapan, dan menghijaukan kawasan hulu sungai untuk menyimpan ketersediaan air tanah.

Antisipasi menghadapi perubahan iklim sudah dilakukan di sejumlah negara, seperti di Australia dan China. China, misalnya, di tengah kontroversi warganya, tetap membangun bendungan raksasa untuk mengantisipasi kekeringan pada beberapa abad mendatang. Di Indonesia antisipasi bencana masih belum meluas dan nyata.(YUN/NAW/GAL/NEL/RIZ/HEN/CHE/JON/WSI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com