BEIJING, KOMPAS.com — Studi yang dilakukan oleh ilmuwan asal China dan Amerika Serikat mengungkap bahwa Bulan memiliki mineral alien. Bukan mineral milik alien makhluk luar angkasa, melainkan mineral yang "diimpor" Bulan dari asteroid atau lainnya.
Mineral yang ditemukan misalnya spinel dan olivine. Asteroid yang berada di tata surya kaya akan jenis mineral tersebut. Di Bulan, mineral ini hanya ditemukan di dasar kawah, seperti kawah Copernicus, Theophylus, dan Thyco. Mineral itu tak pernah ditemukan permukaan Bulan.
Studi yang dipimpin oleh Zhong Yue dari Institute of Remote Sensing Application, Chinese Academy of Science, ini berupaya melakukan pemodelan pembentukan kawah di Bulan oleh asteroid, melihat pengaruh kecepatan tumbukan dan besar kawah pada deposit mineral.
Studi menemukan bahwa 25 persen dari asteroid yang menumbuk Bulan datang dengan kecepatan 43.130 km/jam atau kurang. Kecepatan tersebut memang luar biasa cepat. Namun ilmuwan menduga, kecepatan itu takkan mampu melenyapkan asteroid.
Simulasi lain menunjukkan bahwa dengan kecepatan tersebut di atas material asteroid akan menguap dan tertinggal di kawah tumbukan. Bila kawah cukup besar, sekitar 20 kilometer, material akan mengumpul di dasar kawah.
Berdasarkan simulasi tersebut, ilmuwan menyimpulkan bahwa olivine dan spinel yang terdapat di dasar kawah Copernicus tidak berasal dari Bulan, tetapi dari asteroid yang membentuk kawah selebar 93 kilometer tersebut.
"Kami menyimpulkan bahwa beberapa mineral tak biasa yang ditemukan di dasar kawah tumbukan berasal dari luar, tidak dari Bulan itu sendiri," tulis ilmuwan dalam publikasi di jurnal Nature Geoscience, Minggu (26/5/2013), seperti dikutip AFP di hari yang sama.
Sebelumnya, banyak ilmuwan berpendapat bahwa mineral asing itu berasal dari lapisan dalam Bulan. Pada proses pembentukan kawah besar, tumbukan mampu mengeluarkan material yang semula berada di lapisan dalam Bulan.
Jay Melosh dari Purdue University, yang juga terlibat penelitian ini, mengungkapkan bahwa dengan hasil riset ini pandangan tersebut terbukti salah. "Ini juga mengingatkan ilmuwan untuk tidak memakai kawah Bulan sebagai petunjuk untuk memahami mineral di lapisan dalam Bulan," katanya.
Studi ini juga memicu dugaan menarik. Dipercaya, pada masa-masa awal Bumi, benda langit yang menumbuk Bumi mampu melepaskan dan menghamburkan material Bumi hingga ke antariksa. Material ini dipercaya sampai ke Bulan dengan kecepatan sekitar 2 km/detik.
Erik Aspaug dari Arizona Stae University yang memberikan tanggapan pada studi ini mengatakan bahwa mungkin saja material seperti spinel berasal dari Bumi masa lampau yang dihamburkan dan sampai ke Bulan.
Ada hal lain yang juga lebih menarik. Kemungkinan ada juga material kehidupan awal di Bumi yang dihamburkan ke Bulan lewat mekanisme yang sama. Lewat penelitian atau misi ke Bulan, manusia bisa menemukannya. Mungkinkah nanti manusia mengungkapnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.