Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tornado Hantam Sekolah

Kompas.com - 22/05/2013, 01:57 WIB

OKLAHOMA, SELASA - Korban tornado di Negara Bagian Oklahoma, Amerika Serikat, Senin (20/5), diperkirakan masih akan bertambah. Hingga semalam, bencana itu menyebabkan sedikitnya 24 orang tewas dan 150 orang luka. Sebagian korban tewas adalah anak-anak.

Pejabat berwenang melaporkan, sebanyak tujuh anak berusia kurang dari 12 tahun tewas dan puluhan lainnya terluka dalam bencana itu. Cukup banyaknya korban anak karena tornado tersebut menghancurkan dua sekolah dasar yang berada di jalurnya. Dua sekolah dasar yang hancur adalah Sekolah Dasar Briarwood dan Sekolah Dasar Plaza Tower yang berada di kota kecil Moore, Oklahoma.

Tujuh anak yang tewas ditemukan di reruntuhan Sekolah Dasar Plaza Tower. Bangunan Sekolah Dasar Briarwood juga rusak parah. Di lantai bawah, sebagian dinding sekolah terkelupas sehingga bagian dalam gedung itu terlihat. Puing-puing gedung dan mobil bertumpuk di satu sisi karena dahsyatnya kekuatan angin.

Presiden AS Barack Obama menyatakan tornado tersebut sebagai bencana besar dan memerintahkan penyaluran bantuan pemerintah federal segera ke Moore. Obama terus memantau bencana itu dari kantornya di Washington.

Salah satu warga Moore, James Rushing, yang tinggal di seberang Sekolah Dasar Plaza Tower, mengatakan, dirinya sempat mendengar peringatan datangnya tornado dari televisi. Ia sempat berlari ke sekolah dasar tersebut untuk menemui anak angkatnya, Aiden (5).

”Awalnya saya yakin sekolah tempat yang aman dari badai. Namun, dua menit setelah saya sampai di sekolah, bangunan itu mulai runtuh,” katanya.

Pencarian korban masih terus dilakukan untuk anak-anak yang diduga masih terjebak di reruntuhan gedung sekolah.

Saat badai, anak-anak bersembunyi di kamar mandi. Catherine Lay (7) bersembunyi sekitar dua jam di kamar mandi sekolah dan selamat dengan lecet-lecet dan memar.

Sejumlah orangtua yang belum menemukan anaknya terus menanti dengan cemas di lokasi. Sejumlah pelajar dapat diselamatkan dari balik reruntuhan bangunan setelah beberapa lama tertimbun.

Para petugas penyelamat terpaksa menggunakan alat manual, seperti palu dan pelubang beton, untuk menyingkirkan puing gedung sekolah. Hal ini disebabkan alat-alat berat yang ada di lokasi sulit bergerak akibat tanah berlumpur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com