Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Bangkai Awetan di Korea Retak

Kompas.com - 08/05/2013, 10:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bunga bangkai Amorphophallus titanum awetan koleksi Kebun Raya Bogor yang dipamerkan di kota Goyang, Korea Selatan, 27 April-12 Mei 2013, retak. Bunga setinggi 2,2 meter itu retak di bagian tongkol yang menjulang ke atas.

”Pengawetan ini merupakan pengalaman pertama. Keretakan pada tongkol yang menjulang (spadix) akan terus dipelajari untuk menyempurnakan pengawetan berikutnya,” kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mustaid Siregar, Selasa (7/5/2013), di Bogor.

Mustaid mengatakan, ada dua alternatif untuk menangani bunga bangkai awetan setelah selesai dipamerkan. Pertama, bunga bangkai awetan diserahterimakan ke negara melalui Kedutaan Besar RI di Korea. Alternatif kedua, dilakukan lagi pengawetan bunga bangkai di Indonesia sebagai lanjutan niat kerja sama pameran bunga itu.

Semula, bunga bangkai awetan diperkirakan mampu bertahan lima tahun. Secara alami, keindahan bunga bangkai paling lama bisa dinikmati sekitar seminggu. Dalam kondisi mekar hanya mampu bertahan 2-3 hari.

Menurut Mustaid, keretakan pada bagian spadix mungkin akibat diperlakukan sama dengan bagian lain saat pemberian silica gel. Ternyata, tingkat kerapuhan bagian spadix lebih tinggi dibandingkan dengan bagian lain.

”Dalam pameran di Korea dilakukan perbaikan pada bagian yang retak,” kata Mustaid.

Bunga bangkai termasuk tanaman langka berbunga. Fase kehidupannya muncul bergantian berupa fase vegetatif dan fase generatif. Pada fase vegetatif muncul daun dan batang semu yang tingginya bisa 6 meter. Lalu layu dan membusuk.

Fase generatif dimulai dengan munculnya bunga. Tapi, tidak serta-merta tumbuh setelah fase vegetatif. Faktor lingkungan memengaruhi. Tumbuhan ini juga memiliki umbi besar.

Menurut Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Witjaksono, ada berbagai metode pengawetan tanaman. Teknologi pengawetan bunga bangkai akan menunjang penyebaran informasi dan pengetahuan keanekaragaman hayati yang tidak mudah dijumpai. (NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com