Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/05/2013, 18:24 WIB

KOMPAS.com - Beberapa anak yang sulit makan disarankan untuk menghentikan susu dan ASI. Terlalu banyak minum susu atau sering ngempeng payudara ibu saat minum ASI dianggap sebagai penyebabnya.

Beberapa dokter ada yang mengadviskan menghentikan susu, bahkan ada yang menyarankan stop ASI karena menganggap anak terlalu sering ngempeng ibunya. Tetapi faktanya, saat susu dan ASI dihentikan, ternyata anak tetap sulit makan karena penyebab utama sulit makan tidak diperhatikan dan diperbaiki.

Penyebab utama anak sulit makan salah satunya adalah gangguan minimal fungsi saluran cerna pada anak. Sebenarnya, saat anak tidak mau makan atau menolak bukan karena terlalu banyak susu atau sering ngempeng, melainkan nafsu makan yang berkurang.

Keadaan ini sering terjadi pada anak kesulitan makan dengan gangguan fungsi saluran cerna seperti mudah muntah saat menangis atau batuk atau mudah mual saat disuap makanan atau memasukkan tangan ke mulut. Saat terjadi keluhan mual, biasanya nafsu makannya menurun.

Pada saat inilah anak menutup mulut, menepis makanan atau menolak makanan. Saat ibu mengikuti saran menghentikan susu dan menghentikan ASI,  banyak kasus anak tetap saja sulit makan karena penyebab utama saluran cerna tidak diperbaiki.

Bahkan, banyak anak sulit makan meski tidak makan seharian karena memang nafsu makannya hilang saat terjadi mual dan muntah. Justru saat susu dan ASI dihentikan, faktanya banyak anak tetap sulit makan bahkan memngakibatkan berat badannya semakin menurun karena asupan gizinya semakin berkurang.

Susu menjadi penyebab sulit makan bila saat jam makan diberi susu. Sebaiknya, beberapa jam sebelum jam makan tiba anak tidak diberi susu. Tetapi saat anak tetap sulit makan setelah itu tetap harus diberi susu untuk pengganti asupan giizi yang kurang.

Penanganan Terbaik Atasi Penyebabnya

Penyebab tersering sulit makan pada anak dapat dikelompokkan dalam 3 hal, di antaranya adalah hilang nafsu makan anak, gangguan oral motor dan penyebab jarang adalah gangguan psikologis

-  Hilangnya Nafsu Makan

Pengaruh hilang atau berkurangnya nafsu makan tampaknya merupakan penyebab utama masalah kesulitan makan pada anak. Pengaruh nafsu makan ini bisa mulai dari yang ringan (berkurang nafsu makan) hingga berat (tidak ada nafsu makan). Tampilan gangguan yang ringan berupa minum susu botol sering sisa, waktu minum ASI berkurang (sebelumnya 20 menit menjadi 10 menit), makan sering sisa atau hanya sedikit atau mengeluarkan dan menyembur-nyemburkan makanan di mulut. Sedangkan gangguan yang lebih berat tampak anak menutup rapat mulutnya atau tidak mau makan dan minum sama sekali.

 - Gangguan Fungsi Saluran Cerna

Berkurang atau hilangnya nafsu makan ini sering diakibatkan karena gangguan fungsi saluran cerna, khususnya anak dengan gangguan mual, mudah muntah dan gangguan buang air besar.  Gangguan fungsi pencernaan tersebut kadang tampak ringan seperti tidak ada gangguan. Tanda dan gejala yang menunjukkan adanya gangguan tersebut adalah perut kembung, sering "cegukan", sering buang angin, sering muntah atau seperti hendak muntah bila disuapin makan. Gampang timbul muntah terutama bila menangis, berteriak, tertawa, berlari atau bila marah. Sering nyeri perut sesaat, bersifat hilang timbul. Sulit buang air besar (bila buang air besar "ngeden", tidak setiap hari buang air besar, atau sebaliknya buang air besar sering (>2 kali/perhari). Kotoran tinja berwarna hitam atau hijau, berbentuk keras, bulat (seperti kotoran kambing) atau cair disertai bentuk seperti biji lombok, pernah ada riwayat berak darah.

Gangguan tidur malam : malam rewel, kolik, tiba-tiba mengigau atau menjerit, tidur bolak balik dari ujung ke ujung lain tempat tidur. Lidah tampak kotor, berwarna putih serta air liur bertambah banyak atau mulut berbau. Gangguan saluran cerna biasanya disertai kulit yang sensitif. Sering timbul bintik-bintik kemerahan seperti digigit nyamuk atau serangga, biang keringat, kulit berwarna putih (seperti panu) di wajah atau di bagian badan lainnya. Saat bayi sering timbul gangguan kulit di pipi, sekitar mulut, sekitar daerah popok dan sebagainya. Tanda dan gejala tersebut di atas sering dianggap biasa karena sering terjadi pada banyak anak. Padahal bila diamati secara cermat, tanda dan gejala tersebut merupakan manifestasi adanya gangguan pencernaan, yang sangat mungkin berkaitan dengan kesulitan makan pada anak.

  - Gangguan Proses Makan atau Gangguan Oral Motor

Gangguan proses makan atau gangguan oral motor tampak tampilan anak makan pilih-pilih. Anak hanya mau makanan tertentu yang tidak berserat dan yang crispy. Saat anak pilih-pilih makan dan sulit mengunyah menelan, nutrisi  yang bisa masuk hanyalah susu. Faktor inilah yang mengakibatkan anak dengan gangguan oral motor yang tidak ringan hanya bisa minum susu tidak mau makanan lainnya. Hal ini sering dianggap anak tidak mau makan karena kebanyakan minum susu. Gangguan oral motor dan nafsu makan yang berkurang sering disebabkan karena gangguan fungsi saluran cerna.

Data yang ada di Picky Eaters Clinic Jakarta, sebagian besar penderita atau sekitar 90 persen penderita sulit makan sering disertai gangguan alergi dan hipersensitiftas saluran cerna. Proses makan terjadi mulai dari memasukkan makan dimulut, mengunyah dan menelan. Keterampilan dan kemampuan koordinasi pergerakan motorik kasar di sekitar mulut sangat berperanan dalam proses makan tersebut.

Pergerakan motorik tersebut berupa koordinasi gerakan menggigit, mengunyah dan menelan dilakukan oleh otot di rahang atas dan bawah, bibir, lidah dan banyak otot lainnya di sekitar mulut. Gangguan proses makan di mulut atau gangguan oral motor tersebut seringkali berupa gangguan mengunyah makanan. Tampilan klinis gangguan mengunyah adalah keterlambatan makanan kasar tidak bisa makan nasi tim saat usia 9 bulan, belum bisa makan nasi saat usia 1 tahun, tidak bisa makan daging sapi (empal) atau sayur berserat seperti kangkung. Bila anak sedang muntah dan akan terlihat tumpahannya terdapat bentukan nasi yang masih utuh.

Hal ini menunjukkan bahwa proses mengunyah nasi tersebut tidak sempurna. Tetapi, kemampuan untuk makan bahan makanan yang keras seperti krupuk atau biskuit tidak terganggu, karena hanya memerlukan beberapa kunyahan. Gangguan koordinasi motorik mulut ini juga mengakibatkan kejadian tergigit sendiri bagian bibir atau lidah secara tidak sengaja. Kelainan lain yang berkaitan dengan koordinasi motorik mulut adalah keterlambatan bicara dan gangguan bicara (cadel, gagap, bicara terlalu cepat sehingga sulit dimengerti).

Gangguan motorik proses makan ini biasanya disertai oleh gangguan keseimbangan dan motorik kasar lainnya seperti tidak mengalami proses perkembangan normal duduk, merangkak dan berdiri. Sehingga terlambat bolak-balik (normal usia 4 bulan), terlambat duduk merangkak (normal 6-8 bulan) atau tidak merangkak tetapi langsung berjalan, keterlambatan kemampuan mengayuh sepeda (normal usia 2,5 tahun), jalan jinjit, duduk bersimpuh leter "W". Bila berjalan selalu cepat, terburu-buru seperti berlari, sering jatuh atau menabrak, sehingga sering terlambat berjalan. Ciri lainnya biasanya disertai gejala anak tidak bisa diam, mulai dari overaktif hingga hiperaktif. Mudah marah serta sulit berkonsentrasi, gampang bosan dan selalu terburu-buru.

Gangguan saluran pencernaan tampaknya merupakan faktor penyebab terpenting dalam gangguan proses makan di mulut. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan teori "Gut Brain Axis". Teori ini menunjukkan bahwa bila terdapat gangguan saluran cerna, maka mempengaruhi fungsi susunan saraf pusat atau otak. Gangguan fungsi susunan saraf pusat tersebut berupa gangguan neuroanatomis dan neurofungsional. Salah satu manifestasi klinis yang terjadi adalah gangguan koordinasi motorik kasar mulut. Gangguan proses makan di mulut sering disertai gangguan nafsu makan yang makan yang tidak baik.

Pengertian kesulitan makan adalah jika anak tidak mau atau menolak untuk makan, atau mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai usia secara fisiologis (alamiah dan wajar), yaitu mulai dari membuka mulutnya tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserap dipencernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan obat tertentu.

Gejala kesulitan makan pada anak adalah (1) Memuntahkan atau menyemburkan makanan yang sudah masuk di mulut anak, (2).Makan berlama-lama dan memainkan makanan, (3) Sama sekali tidak mau memasukkan makanan ke dalam mulut atau menutup mulut rapat, (4) Memuntahkan atau menumpahkan makanan, menepis suapan dari orangtua, (5). Tidak menyukai banyak variasi makanan atau suka pilih-pilih makan dan (6), Kebiasaan makan yang aneh dan ganjil.

Berbagai tip dan cara pemberian makanan bagi anak termasuk menghentikan minum susu dan menghentikan ASI, ternyata kurang bermanfaat bila penyebab utama gangguan saluran cerna pada anak sulit makan tidak diperbaiki. Ternyata saat dilakukan intervensi penanganan gangguan fungsi saluran cerna terdapat perbaikan diikuti membaiknya nafsu makan anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com