Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Mampu Moratorium Mengurangi Emisi dari Deforestasi?

Kompas.com - 06/05/2013, 17:42 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Umur moratorium hutan yang dilaksanakan berdasarkan Inpres No 10 Tahun 2011 tinggal beberapa hari lagi. Tanggal 20 Mei 2013 ini, moratorium hutan akan berakhir.

Banyak pihak mengharapkan agar moratorium bisa dilanjutkan. Namun, mengapa harus dilanjutkan? Tujuan utama moratorium adalah untuk memperbaiki tata kelola hutan serta mengurangi deforestasi. Tapi, banyak pihak juga mengharapkan agar moratorium bisa mengurangi emisi karbon dioksida.

Seberapa besar emisi karbon dioksida sebenarnya bisa dikurangi dengan moratorium? Organisasi Conservation International (CI) memaparkan hasil kajiannya dalam diskusi yang diselenggarakan World Resources Institute, Senin (6/5/2013).

Jonas Busch dari CI memaparkan, "Dengan moratorium, pengurangan emisi gas rumah kaca dari deforestasi di hutan primer dan gambut bisa berkurang 8,3 persen."

Busch mengungkapkan, pengurangan itu tidak didasarkan pada hasil moratorium antara tahun 2011-2013. CI melakukan kajian luas hutan, deforestasi serta konsesi hutan untuk kebun dan hutan tanaman industri (HTI) antara 2000-2010 dan kemudian memghitung pengurangan emisi dengan moratorium.

CI mulai menilik kondisi hutan pada tahun 2000. Luas hutan total mencapai 94,2 juta hektar. Luas kebun sawit saat itu hanya 7,8 hektar, luas HTI 6,5 juta hektar dan ilayah hutan yang  dilindungi 7,2 juta hektar.

Namun, dalam satu dekade, deforestasi berlangsung sangat cepat. Jumlah area hutan yang mengalami deforestasi mencapai 8,8 juta hektar.

Dari 8,8 juta hektar hutan yang mengalami deforestasi antara tahun 2000 - 2010, sekitar 1,3 juta (lebih dari 15 persen) pada tahun 2010 telah menjadi kebun sawit. Sementara, dari total 5,4 juta hektar kebun sawit pada tahun 2010, 1,3 juta hektar adalah hutan alam di tahun 2000.

Busch mengatakan, kontribusi kebun sawit dan hutan tanaman industri paling paling besar dalam deforestasi. Laju konsesi untuk kebun sawit sebesar rata-rata 61 persen per tahunnya. Sedangkan laju deforestasi untuk hutan tanaman industri bahkan lebih tinggi, rata-rata 112 persen.

Deforestasi yang terjadi antara 2000 - 2010 menyebabkan emisi 7004 Metrik Ton Karbon Dioksida Ekuivalen (MtCO2e). Konsesi sawit menyumbang 1369 MtCO2e sementara HTI menyumbang 1854 MtCO2e.

Analisis lebih lanjut menyatakan, konsesi baru sendiri menyumbang emisi sebesar 1105 MtCO2e. Untuk konsesi baru di wilayah hutan primer dan lahan gambut, emisi yang ditimbulkan sebesar 1002 MtCO2e.

Dari perhitungan yang dilakukan, jumlah emisi yang bisa dikurangi dengan moratorium di kawasan hutan primer dan gambut sebesar 578 MtCO2e atau sebesar 8,3 persen dari total emisi akibat deforestasi.

Perkiraan tersebut tidak memasukkan adanya emisi dari degradasi hutan, upaya reforestasi atau konsesi lain yang tak diketahui.

Jumlah pengurangan emisi bisa diperbesar jika moratorium diperluas. Jika moratorium mencakup hutan sekunder, maka pengurangan emisi mencapai 9 persen sementara jika memasukkan penebangan maka pengurangan emisi bisa mencapai 9,6 persen.

Busch merekomendasikan bahwa moratorium tidak hanya harus dilanjutkan tetapi juga diperluas, misalnya memasukkan hutan sekunder, penebangan baru dan mengevaluasi lagi konsesi yang ada saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com