JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Situs Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terancam longsor karena penggalian tanpa izin Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang. Sejak beberapa minggu lalu, tim ini sudah mengupas tanah di lereng timur teras 1 situs megalitik terbesar di Asia Tenggara itu.
Pantauan Tim Ahli Nasional Cagar Budaya, Rabu (1/5/2013), pada situs itu ditemukan lubang besar bekas galian pada lereng kawasan situs berkemiringan 60 derajat. Lubang berdimensi 3 x 9 meter dengan kedalaman 4,2 meter itu mengupas lereng bukit sehingga massa tanah tak lagi padat.
”Kalau terkena air hujan terus-menerus lereng ini bisa longsor,” kata Surya Helmi, anggota Tim Ahli Nasional Cagar Budaya, yang juga mantan Direktur Pelestarian dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Selain membahayakan warga, longsor bisa membuat bangunan situs megalitik yang terdiri atas lima teras itu merosot.
Tim terpadu dikoordinasi Andi Arief, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Mereka menggali Situs Gunung Padang untuk membuktikan keberadaan piramida. Mereka menduga, bukit bekas gunung purba itu bangunan piramida berusia 11.000 tahun SM.
Menurut rencana, pada 11-12 Mei tim terpadu akan kembali mengekskavasi Gunung Padang. Tim penggalian pimpinan arkeolog Universitas Indonesia, Ali Akbar, itu merekrut masyarakat untuk ikut ekskavasi. Misi itu diberi nama Operasi Kemuliaan Merah Putih di Gunung Padang. (IND)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.