Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun Mendatang, Trenggiling Diperkirakan Tinggal Sejarah

Kompas.com - 01/05/2013, 03:00 WIB

BOGOR, KOMPAS - Pesatnya laju penangkapan trenggiling (Manis javanica) untuk diselundupkan ke luar negeri amat mengancam kelangsungan hidup hewan yang dilidungi tersebut. Tanpa upaya pencegahan, dalam kurun waktu 10-20 tahun mendatang populasi trenggiling di Indonesia dikhawatirkan bakal habis, dan akan menjadi sejarah.

Hal itu disampaikan Novianto Bambang, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati pada Kementerian Kehutanan, seusai pemusnahan daging dan sisik trenggiling di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (30/4).

Menurut dia, selama lima tahun terakhir, terjadi 13 kali upaya penyelundupan daging trenggiling yang dapat digagalkan. Upaya penyelundupan trenggiling ke China, Taiwan, dan Vietnam tersebut mencapai berat total sekitar 60 ton. Sebagian besar upaya penyelundupan itu dilakukan melalui lima titik utama, yakni Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Bandar Udara Soekarno-Hatta (Banten), Pelabuhan Tanjung Emas (Jawa Tengah), Pelabuhan Tanjung Perak (Jawa Timur), dan Pelabuhan Belawan (Sumatera Utara).

”Namun, masih ada titik-titik pelabuhan kecil antarwilayah yang juga dimanfaatkan oleh penyelundup,” tutur Novianto Bambang.

Menurut dia, laju penyelundupan yang pesat ini membahayakan karena trenggiling yang dicari biasanya yang sudah dewasa atau indukan. Novianto mengaku belum ada data pasti populasi trenggiling di Indonesia, tetapi trenggiling ini biasa hidup di semak-semak di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan sebagian Sulawesi. Daging trenggiling dijual dengan harga Rp 3 juta-Rp 4 juta per kilogram, sedangkan sisik- nya dijual sekitar Rp 9.500 per buah.

”Kami sedang mendorong eksportir resmi agar membuat penangkaran trenggiling untuk mengurangi penyelundupan, selain juga terus ada upaya pengetatan pengawasan,” ujarnya.

Dibakar

Pemusnahan barang bukti penyelundupan daging trenggiling yang sudah dikuliti serta sisik tersebut disaksikan perwakilan dari Kementerian Kehutanan, pihak kepolisian, petugas Bea dan Cukai, serta dari akademisi. Sisik trenggiling dimusnahkan dengan cara dibakar, sedangkan daging trenggiling dikubur.

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta Awen Supranata, total daging trenggiling yang dimusnahkan kemarin mencapai 10,2 ton, serta 995 kilogram sisik trenggiling. Barang bukti yang dimusnahkan itu berasal dari tiga kasus upaya penyelundupan yang ditangani pihak Kemenhut di Jakarta Utara dan Jakarta Barat pada tahun 2010-2012.

Dia menambahkan, daging trenggiling ataupun sisik trenggiling tersebut hendak diekspor dengan menggunakan dokumen ikan asin atau ikan segar untuk mengelabui petugas. (GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com