Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/04/2013, 15:46 WIB
|
Editoryunan

GABORONE, KOMPAS.com — Fotografer asal Botswana, Ryan Green, mengabadikan momen langka sekaligus kejam saat macan tutul jantan memakan bayi dari spesiesnya. Foto ini menggambarkan sebuah perilaku yang sebenarnya umum dijumpai pada macan tutul, tetapi jarang disaksikan secara langsung.

Green mengabadikan momen langka tersebut saat sedang berada di Okavango Delta. Ia mengikuti jejak macan tutul betina bernama Legadema yang menyembunyikan bayi-bayi spesiesnya di sebuah lubang pohon berukuran besar.

Green melihat Legadema gugup dan mondar-mandir saat melihat seekor macan tutul jantan muncul dengan bayi macan tutul di mulutnya. Macan tutul jantan itu awalnya terlihat dekat, bermain dengan bayi spesiesnya tersebut dan menjilatinya.

Namun, Green yang berasal dari Wilderness Safaris di Mombo kemudian melihat kekejaman. Macan tutul jantan yang kemudian dinamai Mmolai (berarti pembunuh dalam bahasa Setswana) justru memakan bayi yang dibawanya.

Diwartakan National Geographic, Senin (22/4/2013), Green melihat, setelah macan tutul jantan itu meninggalkan tempat, tak ada lagi sisa kekejaman. Ia tak melihat ada darah ataupun rambut halus macan itu. Green kemudian melihat Legadema pergi membawa bayi keduanya.

Luke Hunter, presiden Panthera, organisasi konservasi harimau, mengungkapkan bahwa perilaku membunuh bayi dari spesies yang sama, yang bukan keturunannya sendiri, umum. Namun, pada kucing besar seperti macan tutul, momen yang terdokumentasi masih sedikit dibandingkan pada Singa Afrika (Panthera leo).

Hunter telah mempelajari macan tutul di Kruger National Park, Afrika Selatan, selama 13 tahun. Dalam data yang dihimpunnya, 45 dari 208 bayi macan tutul yang mati sebenarnya dibunuh oleh macan tutul jantan.

Perilaku pejantan membunuh bayi macan tutul biasa terjadi ketika pejantan itu hendak menguasai teritori baru. Pejantan biasanya ingin menguasai pula betina ibu bayi yang dimakannya. pejantan tak bisa membiarkan bayi macan tutul hidup karena, menurut Hunter, mereka tak mampu menjadi ayah tiri.

Sejauh ini, belum diketahui bagaimana pejantan bisa membedakan bayinya sendiri dengan bayi pejantan lain. Namun, diduga pejantan mengenali bayinya lewat bau dan mampu mengingat betina yang pernah ditemui sebelumnya.

Menurut Hunter, betina ibu bayi yang hendak dimakan pejantan lain bisa saja membawa bayinya ke tempat lain dan menyembunyikannya. Namun, hal itu menurutnya hanya menunda pembunuhan. Suatu waktu, bayi macan tutul itu akan tetap terbunuh.

Foto langka itu memang mengabadikan kekejaman macan tutul. Namun, menurut Hunter, macan tutul tak selalu tampak kejam. Pejantan macan tutul bisa berinteraksi erat dengan betina dan bayinya. Pada bayinya sendiri, pejantan macan tutul akan berusaha keras melindungi dari pejantan lain, membuatnya tampak sebagai figur ayah yang baik.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+