Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Konservasi dari Pulau Mursala

Kompas.com - 17/04/2013, 08:58 WIB

Oleh NAWA TUNGGAL

KOMPAS.com - Tim eksplorasi tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menemukan tumbuhan kayu yang dinyatakan punah oleh Lembaga Konservasi Alam Dunia pada tahun 1998. Pohon itu Dipterocarpus cinereus Sloot, dari keluarga meranti. Ditemukan di Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Temuan ini memberikan pesan. Belum terlambat untuk menyelamatkan isi hutan kita. Kebun raya di sejumlah daerah harus segera direalisasikan untuk menyelamatkan tumbuhan endemik yang terancam kepunahan,” kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mustaid Siregar, Kamis (11/4), di Cibodas, Jawa Barat.

Pohon yang dinyatakan Lembaga Konservasi Alam Dunia (IUCN) sudah punah itu dikenal sebagai keruing. Jenis pohon dengan kayu keras.

”Tim melaporkan, di habitat Dipterocarpus cinereus Sloot terdengar suara mesin gergaji untuk menebang pohon. Para penebang tidak lagi memedulikan kelangkaan jenis kayu,” katanya.

Dalam penelitian selama lebih dari dua minggu, Tim Kebun Raya Bogor mencatat lebih dari 70 koleksi dengan 200 spesimen. Di antaranya ada tujuh jenis Dipterocarpaceae langka.

Di Sumatera ada sedikitnya 8 marga dan 112 spesies Dipterocarpaceae. Dua belas di antaranya ada di Pulau Mursala dan 10 spesies ditemukan tim.

Ke-10 spesies Dipterocarpaceae (meranti-merantian) itu adalah Dipterocarpus cinereus Sloot (berdasar pernyataan IUCN sudah punah), Dipterocarpus caudatus Foxw. s.sp. penangianus (Foxw.) Ashton, Dipterocarpus kunstleri King (sangat terancam punah), Vatica perakensis King (terancam punah), Vatica pauciflora Blume (terancam punah), Dryobalanops aromatica C.F.Gaertn (sangat terancam punah), Dryobalanops oblongifolia Dyer, Shorea parvifolia ssp. parvifolia, Shorea macrantha Brandis (sangat terancam punah), dan Hopea cf bancana (Boerl.) Sloot (sangat terancam punah).

Menurut Mustaid, tim eksplorasi mengumpulkan biji berbagai tumbuhan kayu bernilai ekonomi tinggi yang masuk kategori punah, sangat terancam punah, dan terancam punah itu untuk dikembangkan di kebun Raya Bogor.

Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan, benteng terakhir penyelamatan biodiversitas yang terancam punah adalah kebun raya. Pembangunan kebun raya di daerah perlu dipercepat.

Dari yang sudah ada dan sedang direncanakan sebanyak 25 kebun raya masih kurang jumlahnya. Wilayah Indonesia terbagi atas 47 ekoregion. Setidaknya, setiap kebun raya mewakili minimal satu wilayah ekoregion.

Fungsi penelitian

Menilik fungsi utama kebun raya, ada harapan besar akan penyelamatan tumbuhan yang terancam punah, sekaligus pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan yang dikoleksi. Fungsi utama kebun raya untuk penelitian botani koleksi tumbuhan, penelitian terapan untuk aklimatisasi, dan introduksi tumbuhan bernilai ekonomi.

Kebun raya juga berfungsi menyebarkan produk hasil penelitian. Kebun raya juga menjadi lokasi wisata alam.

LIPI menentukan tema untuk setiap kebun raya. Hal yang membedakan kebun raya dengan hutan ada pada penataan koleksi yang dilengkapi registrasi, pemeliharaan, dan pemantauan. ”Meskipun koleksi kebun raya merupakan kekayaan negara, belum dihitung sebagai aset,” kata Mustaid.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com