Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/04/2013, 09:38 WIB

KOMPAS.com - Pasien mendengkur yang menderita sleep apnea ternyata mempunya risiko 1,47 kali lebih tinggi untuk menderita kanker otak, dibanding yang tidak. Penelitian yang dilakukan oleh dokter Huang Chun Hao dari Taiwan ini memantau 112.555 penderita sleep apnea, dan 112.555 orang lainnya yang sehat.

Penelitian ini melihat rekam medis penderita sejak tahun 2000. Beberapa pasien diikuti selama lebih dari 10 tahun. Hasilnya, kejadian tumor ganas otak di antara penderita sleep apnea setiap tahunnya adalah 2,96 setiap 10.000 orang.

Sleep apnea

Orang yang sedang ngorok memang tampak nyenyak dan nyaman, tapi tahukah Anda bahwa tidur mendengkur mengandung bahaya besar? Ya, bahaya tersebut bernama sleep apnea, yang artinya henti nafas saat tidur. Penderita sleep apnea, mengalami penyempitan saluran nafas saat tidur hingga udara tak ada yang bisa lewat. Walau gerakan nafas tetap ada, penderita sleep apnea seolah tercekik tak bisa bernafas.

Sebentar ia akan tersedak dan mengambil nafas. Sayangnya semua ini terjadi saat tidur, hingga penderita sleep apnea tak menyadari apa yang terjadi pada dirinya. Padahal, kadar oksigen dalam tubuh berulang kali turun naik.

Penelitian lain

Kadar oksigen normal manusia saat tidur adalah 90%-100%. Penderita sleep apnea bisa turun jauh di bawah itu. Penelitian di Spanyol tahun lalu menemukan bahwa mereka yang mengalami penurunan kadar oksigen hingga di bawah normal saat tidur, mempunyai risiko terkena kanker hingga 68%. Penelitian yang diterbitkan pada the American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine itu menyebutkan bahwa penderita sleep apnea memiliki risiko 4,8 kali lebih besar untuk meninggal karena kanker.

Beberapa penelitian di AS menyebutkan angka penderita sleep apnea sejumlah 3% sampai 20% dari penduduk. Sementara yang benar-benar terdiagnosa baik dan dirawat hanya 20% nya saja. 80% sisanya tidak mendapat perawatan apa-apa. Artinya sekian banyak penderita sleep apnea tetap menanggung risiko kesehatan yang tidak ringan.

Di Indonesia belum ada penelitian berskala besar tentang sleep apnea. Tetapi melihat penelitian-penelitian di negara-negara lain, diduga jumlahnya tak jauh berbeda. Lihat saja di sekeliling kita, rekan atau kerabat, pasti ada yang mendengkur.

Bagi seorang dokter ahli kesehatan tidur, sleep apnea bukanlah gangguan tidur yang sepele. Sleep apnea telah diketahui berakibat langsung pada hipertensi, kesehatan jantung dan pembuluh darah, serta mengakibatkan penyakit diabetes, stroke dan impotensi. Belum lagi akibatnya pada kualitas hidup yang disebabkan oleh hipersomnia atau kantuk berlebihan. Jika ada kerabat atau sahabat yang mendengkur, peringatkan. Anda menyelamatkan nyawanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com