Dua Spesies Lemur Tikus Baru Ditemukan

Kompas.com - 27/03/2013, 15:28 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

PARIS, KOMPAS.com — Peneliti Amerika Serikat, Jerman, dan Madagaskar belum lama ini menemukan dua spesies baru lemur tikus (mouse lemur) di hutan Madagaskar. Dengan penemuan ini, jumlah spesies lemur tikus yang ditemukan bertambah menjadi 20 jenis.

Berdasarkan informasi yang dilansir AFP, Selasa (26/3/2013) kemarin, dua spesies lemur tersebut adalah Microcebus marohita dan Microcebus tanosi. Lemur adalah anggota keluarga primata, seperti halnya monyet, kera, dan termasuk manusia.

Morfologi kedua hewan ini cukup mirip dengan jenis lemur tikus lainnya. Hal ini membuat peneliti membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membuktikan bahwa keduanya merupakan spesies yang berbeda.

Dua spesies itu sudah lama dijumpai di Madagaskar. Selama 10 tahun, tim peneliti berupaya menguak misteri spesies ini lewat perbandingan DNA, bobot dan panjang tubuh, bentuk tengkorak kepala dan ukuran gigi, serta warna rambut.

Nama M marohita diberikan kepada jenis lemur tikus berwarna kecoklatan dengan kaki belakang relatif besar tetapi memiliki kuping kecil. Nama didasarkan pada nama lokasi tempat pertama kali lemur itu ditemukan, hutan Marohita.

Spesies itu memiliki panjang tubuh dari ujung hidung sampai pangkal ekor sepanjang 13,5 cm dengan bobot tubuh 78 gram. Bila ditambah dengan ekornya yang tebal, panjang totalnya menjadi 28 cm. Hal itu membuatnya dinobatkan sebagai lemur tikus terpanjang.

Kerabat M marohita, yakni M tanosi, ditemukan pertama kali di wilayah Anosy di sebelah tenggara Madagaskar pada tahun 2007. Hewan ini memiliki ciri morfologi kepala berwarna kemerahan dengan rambut berwarna coklat yang menutupi tubuhnya.

Panjang tubuh M tanosi dari ujung hidung sampai ujung ekor hanya 27 cm dengan bobot tubuh 51 gram. Bagian perut yang berwarna lebih cerah dibanding kepala. Sementara lemur tikus ini juga punya belang di sepanjang tulang belakang.

Meski baru ditemukan, hewan ini bisa dikategorikan terancam punah. Kondisi hutan Marohita kini telah mengalami fragmentasi dan kehancuran serius. Peneliti berupaya memasukkan spesies tersebut dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN).

"Studi lapangan dan survei regional sangat dibutuhkan untuk menentukan sebaran geografis dan status populasi dari kedua jenis lemur tikus yang baru terdeskripsi agar langkah konservasi yang tepat bagi hewan tersebut dapat diaplikasikan," papar peneliti dalam publikasinya di International Journal of Primatology. Salah satu peneliti yang terlibat adalah Peter Kappeler dari German Primate Center in Goettingen.

IUCN mengatakan bahwa lemur yang ada di Madagaskar termasuk hewan yang paling terancam punah. Sebanyak 91 persen dari 100 spesies dan subspesies unik yang ada di Madagaskar terancam mengalami kepunahan.

Ancaman muncul akibat deforestrasi dan perburuan liar yang marak terjadi di negara tersebut. Kondisi politik yang tidak stabil sejak terjadinya kudeta di tahun 2009 menjadi faktor yang mendukung deforestasi. Selama dua dekade negara ini telah kehilangan 11 juta hektar tutupan hutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau