Bumi Memanas, Beruang Kutub Harus Lebih Gemuk

Kompas.com - 20/03/2013, 16:10 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

ALBERTA, KOMPAS.com — Pemanasan global yang sedang terjadi saat ini memaksa beruang kutub agar lebih gemuk untuk bisa bertahan hidup selama menghabiskan musim panas di daratan.

Fakta menarik ini terungkap dari hasil kajian selama 10 tahun yang dilakukan Dr Seth Cherry dan timnya dari University of Alberta terhadap populasi beruang kutub yang hidup di sebelah barat Teluk Hudson.

Beruang kutub di lokasi penelitian sepertinya telah beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan yang terjadi. Hewan itu melakukan migrasi tahunan, terdorong ke daratan akibat melelehnya es yang ada di lautan selama musim panas dan baru membeku kembali pada akhir November atau awal Desember yang bertepatan dengan akhir musim gugur.

"Kondisi lingkungan seperti ini menjadi tantangan yang menarik bagi spesies yang telah berevolusi menjadi pemburu anjing laut yang hidup berasosiasi dengan es," kata Cherry.

"Meski beruang kutub merupakan perenang yang sangat hebat dibandingkan beruang lainnya, beruang ini menggunakan es yang ada di lautan untuk aktivitas mereka seperti bepergian, berburu, bereproduksi, dan beristirahat," lanjutnya.

Cherry dan timnya telah mengamati 109 beruang kutub betina sejak tahun 1991-1997 dan 2004-2009. Pada saat bersamaan, tim juga mengamati posisi dan konsentrasi es laut menggunakan citra satelit.
 
Dari data yang diperoleh Cherry dan timnya, tercatat bahwa pada beberapa tahun belakangan, beruang kutub datang lebih awal di musim panas dan meninggalkan daratan pada musim gugur.  

"Ini merupakan contoh perubahan perilaku yang jelas terjadi akibat iklim yang memanas dan mungkin membantu menjelaskan hasil penelitian lain yang menunjukkan adanya penurunan pada kondisi tubuh dan produksi keturunan beruang kutub," papar Cherry seperti dikutip Physorg, Selasa (19/3/2013).

Selama di daratan, beruang kutub tidak dapat berburu anjing laut yang menjadi sumber makanannya karena sulitnya mencapai lokasi tempat buruan.

Ini berarti, semakin lama beruang tersebut berada di daratan, semakin lama juga mereka harus bertahan hidup tanpa asupan energi. Dengan kata lain, beruang kutub harus menyiapkan cadangan energi (misalnya lemak) lebih banyak untuk bisa bertahan hidup.

"Perubahan lingkungan yang disebabkan kondisi lingkungan menjadi penyebab es yang ada di lautan mencair lebih awal dan membeku lebih lambat, atau keduanya, ternyata berdampak pada kesehatan beruang kutub di daerah ini. Pada akhirnya, bagi kehidupan beruang kutub, yang berlaku adalah survival for the fattest," ujar Cherry.

Cherry berharap hasil kajian yang dipublikasikan di jurnal Journal of Animal Ecology ini bisa membantu peneliti lain dan pengelola alam liar untuk memprediksi potensi perubahan lingkungan akibat kondisi iklim bisa memengaruhi kondisi ekologi, khususnya pola migrasi hewan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau