Ini Sebab Asap Hitam dan Putih Saat Pemilihan Paus

Kompas.com - 14/03/2013, 13:37 WIB

KOMPAS.com — "Habemus Papam!" teriak Kardinal Perancis, Jean-Louis Tauran, pada Rabu (13/3/2013) pukul 20.12 waktu Vatikan. Seruan yang berarti "Kita memiliki Paus baru" membuka perkenalan dunia dengan pemimpin Katolik teranyar, Jorge Mario Bergoglio atau yang kini dikenal Paus Fransiskus.

Pemilihan paus asal Argentina keturunan Italia ini diumumkan lewat asap putih yang membubung di atap Kapel Sistina, Vatikan. Asap putih menandakan adanya pemimpin Katolik baru, sebaliknya, asap hitam menandakan konklaf gagal menentukan pilihannya.

Menurut Chris Mocella, salah satu penulis Chemistry of Pyrotechnics, ada beberapa hal yang dilakukan untuk menimbulkan asap hitam dan putih. "Ada beberapa produk pembakaran yang berwarna putih atau abu-abu terang, tergantung dari sifatnya," kata Mocella, Rabu (13/3/2013).

Mocella menyebutkan, untuk senyawa zinc dan elemen fosfor tertentu akan menyerap kelembaban ketika dibakar. Dengan demikian, terciptalah asap putih. Namun, dikatakan Mocella, para kardinal di Vatikan menggunakan metode pembakaran yang lebih sederhana.

"Salah satu cara termudah untuk menciptakan asap putih adalah dengan membakar debu seng logam dengan elemen sulfur, menghasilkan gas zinc sulfida yang merupakan asap putih tebal," kata Mocella.

Sementara itu, untuk cara terbaik menghasilkan asap hitam adalah dengan membakar bahan-bahan organik seperti kayu. Menurut Mocella, jika kita membatasi jumlah oksigen yang tersedia dalam komposisi pembakaran piroteknik, akan didapatkan banyak partikel yang tidak terbakar sempurna.

"Viva il Papa!"

Sorakan masyarakat yang memenuhi Vatikan menyambut Paus Fransiskus. Dengan mata tertuju ke balkon Burgundi, teriakan Viva il Papa! (panjang umur bagi Paus) membahana.

Terpilihnya Bergoglio juga merupakan sejarah baru karena ia merupakan Paus non-Eropa pertama dalam 1.300 tahun. Lahir pada 17 Desember 1936, ayah dari Bergoglio merupakan imigran Italia dan pekerja rel kereta api.

Bergoglio sebagai anak sulung dari lima bersaudara, memiliki cita-cita awal sebagai ahli kimia. Namun, ia pindah haluan menjadi pastor pada tahun 1958.

"Berdoalah untuk saya, sampai berjumpa lagi. Selamat malam dan beristirahatlah dengan tenang," ucapan pembuka sekaligus penutup Bergoglio sebagai Paus Fransiskus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Terpopuler

    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau