"Tarian" Ikan Badut Bikin Anemon Tumbuh Cepat

Kompas.com - 28/02/2013, 15:37 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

ALABAMA, KOMPAS.com — Interaksi antara ikan badat atau ikan nemo dengan anemon selama ini diduga hanya menguntungkan salah satu pihak. Namun, ternyata dugaan itu salah.

Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh peneliti biologi kelautan Auburn University di Alabama, Amerika Serikat, menemukan bahwa interaksi antara ikan badut dengan anemon adalah interaksi dua arah,

Sebelumnya, diyakini bahwa dalam interaksi tersebut, ikan badut memperoleh tempat tinggal dan tempat bersembunyi. Ikan badut perlu bersembunyi dari pemangsanya, ikan baracuda, sedangkan anemon sendiri tak memperoleh keuntungan apa-apa.

Dalam studi terbaru, diketahui bahwa gerakan ikan badut yang seperti tarian menguntungkan bagi anemon, membantunya bernafas.

"Ini adalah pertama kalinya kami berhasil mengungkapkan bahwa ternyata ikan badut membantu anemon laut untuk bernafas dan mengaerasi dirinya sendiri," kata Chadwick seperti dikutip Livescience, Rabu (27/2/2013).

Hubungan itu terungkap setelah tim melakukan percobaan di laboratorium dengan ikan dan anemon yang diambil dari Laut Merah dekat Aqaba, Yordania.

Peneliti meletakkan kedua hewan tersebut pada akuarium yang terpisah untuk melihat jumlah penggunaan oksigen dari tiap-tiap spesies. Kemudian, keduanya disatukan untuk mengukur total penggunaan oksigen ketika mereka bersama, sekaligus merekam interaksi antara keduanya.

Ternyata, total penggunaan oksigen ketika kedua hewan ini disatukan melebihi jumlah total kadar oksigen yang mereka gunakan ketika dipisahkan. Hasil ini hanya muncul ketika keduanya saling berinteraksi dan bersentuhan satu sama lain.

Ketika nemo 'menari', gerakan sirip dan ekornya akan menciptakan sirkulasi air bagi anemon. Dengan demikian, anemon mendapat lebih banyak oksigen yang akan meningkatkan metabolisme dan pertumbuhan.

Pada akhirnya, pertumbuhan anemon yang lebih cepat dirasakan manfaatnya juga oleh ikan badut. Ikan tersebut punya tempat berlindung yang lebih luas. Hasil penelitian ini dipublikasikan Journal of Experimental Biology Rabu kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terpopuler

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau