Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makhluk Purba dengan Kaki di Kepala Terungkap

Kompas.com - 28/02/2013, 11:24 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

CAMBRIDGE, KOMPAS.com — Paleontolog menemukan fosil makhluk laut purba berusia 520 juta tahun. Yang unik dari makhluk tersebut, alat gerak atau kakinya berada di kepala.

Makhluk itu sejatinya merupakan golongan arthropoda (hewan dengan kaki beruas-ruas). Para ilmuwan menyebutnya fuxhianhuiid. Hewan ini memiliki alat gerak dan sistem saraf yang masih sama-sama primitif. Adanya kaki di kepala bukanlah tanpa fungsi. Menurut peneliti, makhluk ini menggunakan kaki tersebut untuk mendulang makanan ke dalam mulut, selain untuk bergerak.

Penemuan ini sangat bermanfaat. Beberapa golongan arthropoda saat ini juga memiliki alat gerak di kepala. Ditemukannya fuxhianhuiid akan membantu paleontolog dan biolog menguraikan proses evolusi golongan arthropoda dengan kaki di kepala.

"Karena para biolog bergantung pada alat gerak untuk mengklasifikasikan arthropoda, seperti serangga dan laba-laba, studi kami memberikan referensi penting untuk merekonstruksi evolusi dan kekerabatan dari hewan paling beragam di bumi ini," kata Javier Ortega-Hernandez, paleontolog University of Cambridge yang melakukan penelitian.

Fuxhianhuiid hidup pada masa sebelum arthropoda-arthropoda daratan muncul akibat migrasi dan evolusi arthropoda laut ke darat. Masa tersebut disebut ledakan Cambrian, ketika banyak organisme multiseluler muncul dan berevolusi menjadi lebih kompleks.

Fosil fuxhianhuiid sebenarnya pernah ditemukan sebelumnya, tetapi dalam kondisi yang kurang sempurna. Ortega-Hernandez berhasil mengekskavasi fosil ini dari situs kaya fosil di China, sekitar wilayah Kunming, disebut Xiaoshiba.

Fuxhianhuiid diduga menghabiskan sebagian besar waktunya di dasar laut untuk mengais makanan. Makhluk ini juga diperkirakan bisa berenang dalam jarak pendek. Menurut ilmuwan, makhluk ini berevolusi dari cacing berkaki.

"Fosil ini adalah jendela terbaik untuk melihat hewan dalam fase yang paling primitif," kata Ortega-Hernandez seperti dikutip Livescience, Rabu (27/2/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com