Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLTP Ulu Belu Belum Dimanfaatkan Maksimal

Kompas.com - 27/02/2013, 22:19 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

KOTA AGUNG, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulu Belu Lampung telah dioperasikan dalam dua bulan terakhir ini.

Namun, pemanfaatannya belum dimaksimalkan oleh Perusahaan Listrik Negara. General Manager Pertamina Geothermal Energy (PGE) Unit Ulu Belu, Khairul Rozak, Rabu (27/2/2013) mengatakan, dua unit geothermal di Ulu Belu, Tangggamus, telah beroperasi sejak Desember 2012 dan mampu menghasilkan 110 Mega Watt.

Dalam pengoperasian kedua unit geothermal yang memiliki sembilan sumur panas bumi itu, PGE menjadi pihak penyuplai uap yang kemudian dibeli PLN.

Pembangkit listrik disediakan PLN. Eksplorasi dan pengeboran unit geothermal ini telah dirintis sejak 2006. "Namun, problemnya, kapasitas 110 MW ini tidak dioptimalkan. Rata-rata penggunaan oleh PLN hanya 85 MW. Di siang hari, PLN minta kami kurangi (suplai uap). Jadinya, itu mubazir," tuturnya.

Eko Yudho, Asisten Manajer SDM PGE Unit Ulu Belu mengatakan, semestinya, PLN tetap konsisten dengan perjanjian bahwa produksi listrik di geothermal Ulu Belu adalah 110 MW setiap hari, sesuai kapasitas tersedia.

"Padahal, kalau kami tidak memenuhi (pasokan uap) sesuai perjanjian, kami dipenalti. Namun, sebaliknya, justru PLN yang tidak konsosten," tuturnya.

Terkait hal ini, Mehdi Oktora, Manajer PLN Pembangkit Ulu Belu mengatakan, pihaknya terpaksa mengurangi produksi listrik di Ulu Belu pada siang hari.

Sebab, di luar waktu beban puncak, kapasitas listrik interkoneksi Sumbagsel berlebih.

"Saat beban puncak, malam hari, seluruh pembangkit kami optimalkan.

Fungsi (PLTP Ulu Belu) ini akan optimal nanti dalam konteks penambahan pelanggan baru," ujar dia. PLTP Ulu Belu merupakan satu dari dua geothermal di Sumatera yang telah mulai beroperasi. Lampung memiliki potensi panas bumi hingga 4500 MW.(Jon)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com