Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2013, 17:02 WIB
Fifi Dwi Pratiwi

Penulis

BRISTOL, KOMPAS.com – Dinosaurus dikenal sebagai fauna purba yang memiliki leher begitu panjang. Golongan sauropoda memiliki panjang leher mencapai 15 meter, enam kali lebih panjang dari leher jerapah.

Ilmuwan bertanya-tanya, mengapa sauropoda bisa memiliki leher panjang ekstrem dan tak proporsional itu.

Sebuah penelitian yang dilakukan Michael Taylor, seorang paleontolog vertebrata dari University of Bristol, Inggris, berhasil mengungkap rahasia leher panjang yang dimiliki kelompok sauropoda tersebut.

Berdasarkan hasil riset itu, terungkap bahwa salah satu yang mendukung berkembangnya leher panjang pada sauropoda adalah tulang leher yang berongga.

Tak cuma itu, perkembangan leher panjang pada sauropoda juga didukung oleh susunan tulang kerangka (torso), struktur tulang, posisi otot, tendon serta ligamen yang dimiliki hewan purba tersebut.

Bentuk torso Sauropoda yang sangat besar dan berkaki empat membantu binatang itu menjaga kestabilan leher mereka.

Bentuk tubuh yang kokoh dan stabil membuat Sauropoda bisa menopang leher sepanjang 15 meter. Berbeda dengan jerapah, binatang dengan leher terpanjang saat ini. Leher sepanjang 2,4 meter merupakan panjang maksimum yang bisa ditopang oleh torsonya yang kecil.

Jumlah tulang leher Sauropoda bisa mencapai 19 buah. Jumlah ini jauh lebih banyak dibandingkan jumlah tulang leher yang dimliki mamalia saat ini yang umumnya tidak lebih dari tujuh.

Analisis mengungkap bahwa struktur tulang Sauropoda sangat ringan. Ilmuwan menduga, tulang sauropoda sama ringannya dengan tulang burung saat ini. Sebanyak 60 persen dari tulang Sauropoda terdiri dari rongga udara.

Hal lain yang mendukung adalah susunan otot, tendon, dan ligamen di leher binatang purba tersebut.

Berbeda dengan pterosaurus jenis Arambourgiania yang memiliki kepala relatif besar dan paruh menyerupai tombak untuk menangkap mangsa, sauropoda memiliki kepala yang kecil. Dengan demikian, mereka mudah untuk menyokong leher panjang.

Selain itu, dinosaurus ini tidak mengunyah makanan mereka. Sauropoda langsung menelan makanannya dan membiarkan organ pencernaan yang mengolahnya.

“Seluruh bagian kepala Sauropoda seolah bagian mulut mereka. Titik pertemuan tulang rahangnya terletak dibagian tengkorang paling belakang, mereka juga tidak punya tulang pipi. Bentuk kepala mereka sangat mirip dengan bentuk kepala Pac Man,” kata Mathew Wedel, peneliti di Western University of Health Sciences di Pomona, California, kepada Livescience hari Sabtu (23/02/2013).

Lalu, apa gunanya leher panjang itu? Ada beberapa teori yang menjelaskannya namun jawab pastinya belum diketahui.

Beberapa ilmuwan menilai, sauroposa memakan daun di tumbuhan tinggi seperti jerapah saat ini. Karenanya, leher panjang dibutuhkan. Ilmuwan lain beranggapan, leher panjang berfungsi seperti angsa, membantu sauropoda menjangkau makanan di depannya lebih jauh.

Selain soal jangkauan makanan, ada pula ilmuwan yang berpandangan bahwa leher panjang atraktif secara seksual. Oleh sebab itu, sauropoda mengembangkannya.

Hasil penelitian Taylor dan Wedel ini telah dipublikasikan di Journal PeerJ secara online pada 12 Februari 2013.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Pandan untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Berapa Usia Bintang Tertua di Alam Semesta?

Oh Begitu
7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

7 Tips Meningkatkan Kekebalan Tubuh Agar Tidak Mudah Sakit

Oh Begitu
Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Apa Perbedaan Sinar UVA, UVB, dan UVC?

Oh Begitu
Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Apa Penyebab Sakit Leher di Pagi Hari?

Oh Begitu
Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Mengapa Minum Kopi Membuat Mulas dan Ingin BAB?

Oh Begitu
Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Seperti Apa Sepatu Anak pada 2000 Tahun yang Lalu?

Fenomena
Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Bagaimana Orang Bisa Selamat Setelah Jatuh dari Ketinggian?

Oh Begitu
Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Apa Rahasia Cheetah yang Membuatnya Bisa Berlari Sangat Cepat?

Oh Begitu
Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Mengapa Mars Disebut Planet Mati?

Fenomena
Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Bagaimana Cara Membuat Mentega?

Oh Begitu
4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

4 Gas Beracun Akibat Letusan Gunung yang Berbahaya Bagi Manusia

Oh Begitu
Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Seperti Apa Struktur Kayu Tertua di Dunia Buatan Manusia Purba?

Fenomena
Tidak Hanya Kuning, Margarin Pernah Berwarna Merah Jambu

Tidak Hanya Kuning, Margarin Pernah Berwarna Merah Jambu

Oh Begitu
Polusi Cahaya Bikin Ukuran Mata Burung Mengecil

Polusi Cahaya Bikin Ukuran Mata Burung Mengecil

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com