Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/02/2013, 13:23 WIB

KOMPAS.com - Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit menahun. Sekali Anda didiagnosis sebagai penyandangnya, maka boleh dikatakan selama hidup, Anda akan bersamanya. Oleh karena itu, hubungan dengan dokter yang ikut merawat Anda, dan tenaga ahli lainnya adalah sangat penting.

Hubungan yang baik itu akan ikut menentukan perjalanan  penyakit Anda selanjutnya. Penanganan yang tepat oleh dokter, sikap, persepsi, gaya hidup sehat yang dijalani, walau Anda menyandang DM, kehidupan normal seperti halnya orang lain bukan penyandang DM, Insya Allah dapat anda jalani, tanpa harus takut dengan komplikasi yang sering mengancam.

Pengalaman saya selama merawat pasien DM, kebiasaan berganti dokter sering saya temukan.  Dengan bermacam alasan, pasien berganti dari satu dokter ke dokter yang lain. Saya melihat ini dapat merugikan pasien sendiri. Misalnya, gula darah menjadi sulit terkontrol, obat-obat yang digunakan selama ini tidak tercatat dengan baik, diet, program edukasi pasien juga tidak berjalan baik, dan kemungkinan terjadinya komplikasi sulit diawasi, serta biaya perawatan juga jadi lebih mahal.

Oleh karena itu, memilih siapa yang akan menajdi partner Anda dalam mengelola penyakit ini sangat menentukan. Bila Anda mempunyai seorang dokter yang peduli dengan Anda, tak hanya pada penyakit tetapi Anda sebagai keseluruhan--- fisik, emosional,sosial--- mau mendengar, berkomunikasi dan yakin bahwa sang dokter itu selalu mengikuti perkembangan terbaru tentang penyakit yang Anda derita, maka bolehlah Anda memilihnya dan menjadi partner selamanya. Tetapi, bila tidak, sebaiknya mencari dokter lain.

Berikut ini beberapa pertanyaan yang barangkali dapat membantu pertimbangan dalam mentetapkan dokter pilihan Anda:

1. Apakah dokter tersebut cukup professional?  Ilmu kedokteran tentang diabetes berkembang dengan cepat.  Obat-obatan, pedoman terapi juga begitu. Obat-obat yang dulu menjadi pilhan sekarang belum tentu lagi demikian. Bila Anda percaya bahwa dokter tersebut, dokter yang selalu belajar, memperbarui ilmunya, jadikan ini salah satu pegangan untuk memilihnya.

2. Apakah dokter tersebut mau mendengar, menyimak Anda? Komunikasi adalah bagian terpenting hubungan Anda dengannya. Keluhan, keprihatian Anda dapat menjadi masukan bagi sang dokter. Anda punya hak untuk menyampaikan keluah-keluhan, keprihatinan Anda pada dia. Anda juga punya hak untuk bertanya, baik mengenai obat yang diberikan, manfaatnya, efek sampingnya, alternative lain, dan bahkan rencana tindakan, pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan dokter tersebut.

3. Bagaimana perlakuannya, sikapnya terhadap anda? Apakah dia hanya mengobati penyakit atau anda secara keseluruhan? Apakah dokter tersebut menunjukkan empatinya pada anda? Apakah dia menanyakan tentang gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan lain yang berkaitan dengan diabetes baik secara  emosional dan sosial?" Dokter yang baik, yang betul-betul ingin melayani anda, yang mengerti, memahami penyakit yang anda derita,  tidak kasar, buru-buru adalah dokter yang Anda perlukan. Dokter yang kasar, tidak peduli, tidak menjadikan Anda sebagai prioritas di depannya perlu anda pikir ulang.

4. Apakah dokter itu mudah dihubungi? Hubungan, komunikasi yang lancar perlu sekali bagi penderita DM dengan dokternya. Sewaktu-waktu Anda mungkin perlu menghubunginya, bisa terkait dengan keluhan, komplikasi penyakit, efek samping obat yang Anda alami. Bila Anda diberi kemudahan untuk menghubunginya dan ditanggapi dengan baik, maka tetaplah bersama dokter tersebut.

Memilih dokter yang akan menjadi mitra dalam ikut mengelola penyakit Anda, sebenarnya bersifat personal, dan itu adalah hak sebagai pasien.  Tetapi, karena penyakit DM itu adalah penyakit kronis, Anda perlu dokter yang profesional, sangat paham dan memahami Anda secara keseluruhan. Beberapa pertimbangan di atas mudah-mudahan dapat membantu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com