Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Jangan Asal Stop Impor Hortikultura

Kompas.com - 11/02/2013, 16:12 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi meminta pemerintah jangan asal menyetop impor produk hortikultura. Hal ini akan menyebabkan harga produk hortikultura di dalam negeri menjadi naik.

"Petani itu harus dibantu, jangan stop impor produk hortikultura saja. Ini hanya jangka pendek saja. Untuk jangka panjangnya, petani itu harus dibantu dengan bibit unggul, pupuk dan insektisida supaya produksi mereka itu lebih banyak. Ini yang tidak pernah dilakukan oleh pemerintah, cuma stop stop saja," kata Sofjan saat ditemui di Hotel Intercontinental Jakarta, Senin (11/2/2013).

Hingga saat ini, petani dan peternak lokal ini masih memiliki kendala yaitu dalam hal statistik yaitu kapasitas produksi petani dan peternak lokal tidak ada yang beres.

Sofjan menilai, stok produksinya selalu tidak sesuai dengan permintaan di pasar. Contoh kasusnya adalah stok daging sapi. Menurut data dari peternak sapi, daging sapi ini masih banyak di daerah. Namun karena tidak bisa didistribusikan ke ibukota sehingga stok daging sapi ini kosong dan harga daging sapi di ibukota menjadi melonjak.

"Kalau departemen percaya, angka tersebut angkanya salah, dalam melakukan kebijakan itu yang kelihatan feodalismenya. Itu yang merugikan konsumen kita," tambahnya.

Seperti diberitakan, pemerintah menghentikan impor 13 jenis produk hortikultura mulai Januari 2013. Keputusan tersebut diambil dengan pertimbangan masa panen di dalam negeri yang pasokannya melimpah sehingga tidak perlu tambahan pasokan hortikultura dari impor. 13 jenis produk hortikultura tersebut adalah kentang, kubis, wortel, cabai, nanas, melon, pisang, mangga, pepaya, durian, bunga krisan, bunga anggrek dan bunga heliconia.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com