Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Rehabilitasi Satu Miliar Dikritik

Kompas.com - 11/02/2013, 02:59 WIB

Manado, Kompas - Metode fragmentasi dalam program nasional rehabilitasi satu miliar terumbu karang di Teluk Manado dikritik. Metode yang dicanangkan akhir tahun lalu itu bertujuan menumbuhkan terumbu karang baru, tetapi justru merusak terumbu karang lain.

Kritik dilontarkan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Grevo Gerung, Winda Mingkid, dan Andris Roeroe, Sabtu (9/2), di Manado. Program juga dinilai banyak kelemahan, termasuk dalam hal penerapan, dana, dan target waktu. Menurut Gerung, program diniatkan diterapkan di seluruh Indonesia, tetapi di Sulawesi Utara saja banyak pemerintah kabupaten tidak tahu.

Roeroe dan Mingkid mengatakan, metode aseksual atau fragmentasi dengan mengambil atau mematahkan karang dewasa untuk ditransplantasikan sudah usang. Metode itu sudah ditinggalkan para ahli terumbu karang di Jepang dan Filipina karena tingkat keberhasilan rendah. Roeroe menyarankan pemerintah memakai metode reproduksi karang batu secara seksual.

Menko Kesra Agung Laksono, November tahun lalu, mencanangkan program Gerakan Merehabilitasi Semiliar Karang (GMSK) di Teluk Manado. Deputi Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kerawanan Sosial Kantor Menko Kesra Wellem Rampangilei mengatakan, metode fragmentasi sudah melalui uji coba para ahli.

Menurut dia, program dihadirkan mengingat laju kerusakan terumbu karang mencapai 30 persen di 1.076 lokasi di Indonesia.

Indonesia memiliki kawasan terumbu karang 51.000 kilometer persegi, setara dengan 18 persen luas terumbu karang dunia. Sekitar 30 persen terumbu karang rusak berat, 36 persen rusak sedang, dan hanya 5,58 persen dalam kondisi baik.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Utara Ronald Sorongan mengatakan, pengembangan terumbu karang semakin intens dengan kehadiran Gedung Sekretariat Bersama Coral Triangle Initiative enam negara di Manado. Gedung itu dijadwalkan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (11/2). (ZAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau