LONDON, KOMPAS.com — Raja Richard III yang tengkoraknya baru saja ditemukan di lahan parkir di Leicester, Inggris, ternyata memiliki logat yang medok. Ilmuwan baru saja mengungkap aksen raja yang mati di pertempuran Battle of Bosworth 500 tahun lalu ini.
Philip Shaw, profesor bahasa Inggris dari University of Leicester, yang melakukan penelitian, mengatakan, aksen ditentukan gramatika dan ejaan dalam beberapa surat Richard III yang masih tersimpan. Saat itu, gramatika dan ejaan mencerminkan dialeknya.
Salah satu surat yang dianalisis dan merupakan yang tertua berasal dari tahun 1469, sebelum Richard III menjadi raja. Dalam surat itu, Richard III meminta pinjaman sebesar 100 pound untuk menanggulangi masalah di Yorkshire kepada Sir John Say, kanselir Duchy of Lancaster saat itu.
Richard menulis sendiri surat tersebut dengan pena. Diberitakan Christian Science Monitor, Selasa (5/2/2013), salah satu kalimat dalam surat berisi permohonan, Richard III menulis, "Fail me not in this time of my great need."
Surat kedua berasal dari tahun 1483. Richard III mengirim surat kepada Perdana Menteri, mengatakan bahwa wilayah Duke of Buckingham menentang kekuasaannya. Ia meminta cap khusus untuk dokumen resmi negara. Ia juga meminta Perdana Menteri datang personal, berjanji menundukkan Buckingham.
Shaw mengungkapkan, aksen Richard III memang terdengar medok wilayah tertentu di Inggris. "Bagi saya, aksennya terdengar berasosiasi dengan wilayah West Midlands." Wilayah itu terletak di Inggris bagian barat, mencakup kota Birmingham.
Menurut Shaw, aksen Richard III jauh berbeda dengan akses medok Inggris saat ini sekalipun. Jika membaca tulisan dalam surat, maka kata-kata mudah diucapkan dalam bahasa Inggris saat ini. Namun, sulit untuk mengucapkannya dengan aksen Inggris 500 tahun lalu.
"Anda menyadari kata 'say' dan 'pray', yang memiliki suara 'a', yang kita sebut diftong. Suara itu punya liukan dari 'a' ke 'e', jadi meluncur dari bunyi satu ke yang lain. Richard mengucapkan huruf vokal dengan sempurna di sana, jadi mengatakan 'saa' dan 'praa'," papar Shaw.
Shaw mengungkapkan, aksen Richard III mungkin bisa juga dijumpai di London. Aksen itu menandakan orang berpendidikan. Temuan terkait suara Richard III ini adalah satu yang menarik setelah wajah Raja itu berhasil direkonstruksi. Richard III ternyata merupakan raja yang tampan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.