Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Ada Awan Pekat, Warga Harus Berlindung

Kompas.com - 29/01/2013, 15:39 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com -- Fenomena ancaman petir di DIY diprediksi masih terjadi sampai bulan Mei 2013. Potensi paling tinggi terjadi pada sekitar April dan Mei 2013.

Tony Agus Wijaya, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta mengatakan, penyebab terjadinya petir adalah awan cumulonimbus. Tandanya, jika selama dua hari cuaca cerah, lalu tiba-tiba mendung hitam di langit, maka potensi terjadinya petir sangat tinggi.

"Masyarakat harus mewaspadai jika di langit membentuk awan cumulonimbus. Ciri-cirinya awan berbentuk gundukan yang dasarnya berwarna abu-abu dan cenderung kehitaman," terangnya, Selasa (29/01).

Tony menambahkan selain bisa menyebabkan terjadinya petir, awan cumulonimbus juga berpotensi memicu terjadinya puting beliung atau angin kencang. Warga diimbau jika ada awan pekat di langit, sebaiknya berlindung di bangunan yang permanen.

Jika saat berada di tanah lapang atau di persawahan, dan ada petir, sebaiknya langsung jongkok.

Di tempat berbeda, kepala BMKG Yogyakarta Bambang Suryo Santoso menambahkan, yang mempengaruhi cuaca dan iklim di Indonesia adalah adanya fenomena regional dan fenomena lokal. Sedang awal terbentuknya puting beliung sangat dipengaruhi oleh tingkat pemanasan di permukaan bumi.

"Jika ada tempat yang suhunya paling tinggi, maka tempat tersebut menjadi pusat tekanan rendah yang menghisap masa udara dari arah sekitarnya, dan itulah yang membuat angin puting beliung," paparnya.

Untuk mengantisipasi dampak kerusakan akibat puting beliung, warga dihimbau memangkas pohon-pohon tinggi di sekitar rumah. Selain itu, atap rumah juga harus diperkuat agar tidak mudah terbawa angin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com