Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2013, 10:24 WIB

KOMPAS.com - Jika Jepang sangat terkenal dengan tradisi minum teh hijau, maka Indonesia dikenal dengan tradisi menyesap teh melati. Biasanya untuk menikmati secangkir teh melati, Anda harus menyeduh teh dan bunga melati dalam cangkir selama beberapa saat agar aroma melatinya tercium. Untuk mempermudah masyarakat menikmati teh melati yang siap saji, PT Unilever Indonesia melengkapi rangkaian produk tehnya dengan meluncurkan teh SariMelati.

Produk ini dikemas dalam bentuk teh celup kantong bundar yang praktis. Kantung teh celupnya memiliki serat yang cukup rapat sehingga saat direndam dalam teko atau cangkir, tidak ada serbuk teh yang keluar dari kantungnya.

Peluncuran teh SariMelati dilakukan dalam event bernama Festival Kuno Lan Kini SariMelati yang digelar di Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Sabtu (19/1/2013) lalu. Festival ini menggambarkan adanya peleburan budaya masa lalu dan masa kini yang ada di Yogyakarta.

Yogyakarta sendiri dipilih karena menikmati teh aroma melati merupakan tradisi masyarakat Yogyakarta yang sudah ada sejak dulu. Bagi masyarakat Yogyakarta, tradisi minum teh ini tidak semata sebagai ritual, tapi juga dalam hal esensi rasa dan aroma saat membuat tehnya.

"Yogyakarta memang menjadi 'rumah' untuk tradisi minum teh melati. Saya sangat merasakannya, terutama dalam lingkungan keluarga. Sejak dulu penyajian teh melati selalu jadi bagian penting, baik dalam uacara Keraton maupun penghangat saat berkumpul bersama keluarga. Seduhan teh melati dengan rasa dan aroma yang khas selalu jadi pengingat akan identitas dan asal-usul saya," ungkap GKR Bendara, putri bungsu Sri Sultan Hamengkubuwono X, yang menjadi Brand Ambassador SariMelati.

Perempuan yang akrab disapa Jeng Reni ini menuturkan bahwa dalam menjalankan perannya sebagai Puteri Keraton, ia selalu berupaya untuk menjaga nilai tradisi ini. Namun di saat yang sama, perempuan muda yang tengah melanjutkan studi S2 Heritage Cultural di Napier University, Edinburgh, Skotlandia, ini juga menyadari adanya tuntutan bagi perempuan di era modern untuk terus bertumbuh dan berkarya.

Beliau mengakui, dalam kesehariannya kurang memungkinkan untuk minum teh melati dengan cara yang sama. Teh celup aroma melati ini dianggap sangat membantunya untuk tetap bisa menikmati aroma teh rasa melati dengan cara yang lebih praktis dan modern, di mana pun ia berada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com