Kata Ilmuwan, Lubang Hitam Berbentuk Bulan Sabit

Kompas.com - 23/01/2013, 15:49 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

CALIFORNIA, KOMPAS.com — Astronom memprediksi, lubang hitam memiliki bentuk bulan sabit, bukan gumpalan seperti yang diduga sebelumnya. Prediksi ini terungkap dalam pertemuan tahunan American Astronomical Society ke-221 beberapa waktu lalu.

Lubang hitam memang tak bisa dilihat dan dicitrakan. Namun, batasan lubang hitam atau yang dikenal dengan horizon peristiwa bisa dideteksi dari radiasi yang diemisikan ketika ada benda yang jatuh ke lubang hitam.

Sebuah proyek baru bernama Event Horizon Telescope menggabungkan kekuatan dari beragam teleskop radio untuk melihat obyek yang sangat kecil. Event Horizon Telescope telah melakukan beberapa pengukuran pada obyek Sagitarius A.

Dari hasil beberapa pengukuran, Ayman bin Kamruddin, mahasiswa University of California, Berkeley, yang terlibat proyek, memperkirakan bahwa bentuk bulan sabit adalah bentuk lubang hitam terbaik.

Permodelan mengungkap, bentuk bulan sabit muncul dari bentuk donat pipih yang dibentuk oleh materi yang mengorbit lubang hitam dan sedang dalam perjalanan untuk terjebak masuk ke dalamnya. Satu sisi lubang hitam tampak gelap, yang lainnya terang.

Sementara itu, bagian tengah lubang hitam disebut bayangan lubang hitam. Bagian itulah yang merepresentasikan lubang hitam itu sendiri, obyek paling rapat di semesta sehingga apa pun tak bisa lari, tak terkecuali cahaya.

Mencitrakan lubang hitam memang sangat sulit. Bentuk bulan sabit kali ini memang baru prediksi. Tetapi, prediksi ini sangat penting untuk menguraikan fisika di sekitar lubang hitam. Astronom optimistis bisa mencitrakan lubang hitam dalam waktu dekat.

"Event Horizon Telescope adalah yang pertama bisa mencakup skala luas sebanding dengan ukuran horizon peristiwa dari lubang hitam. Saya pikir bukan hal gila untuk berpikir bahwa kita akan bisa mendapatkan citra itu dalam 5 tahun," kata Kamruddin seperti dikutip Space, Minggu (20/1/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau