Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Tengok Korban Banjir di Muara Baru

Kompas.com - 21/01/2013, 19:43 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan Pemerintah Pusat harus menengok kondisi banjir di Kampung Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Ribuan warga di lokasi tersebut harus digugah untuk mengevakuasi diri ke tempat pengungsian, supaya koordinasi dan proses distribusi bantuan dapat dilakukan dengan baik.

Pantauan Kompas.com saat menyusuri lokasi banjir di Muara Baru bersama rombongan Brimob, Senin (21/1/2013), ketinggian banjir di wilayah ini masih mencapai sekitar 80 sentimeter. Banjir merendam sepanjang Jalan Raya Pluit sampai Pelabuhan Muara Baru.

Sejak banjir mulai melanda Muara Baru pada Kamis (17/1/2013), hampir tak ada bantuan atau tim evakuasi yang menembus wilayah ini. Mengingat, pada saat-saat itu ketinggian air masih cukup tinggi, lebih dari 120 sentimeter.

Baru pada Senin ini ketinggian air berangsur-angsur surut. Meski demikian, pasokan bantuan bahan makanan dan obat-obatan masih tersendat, bahkan jauh dari kata cukup. Sejumlah warga mulai terserang berbagai penyakit.

Saat menembus banjir menuju Muara Baru, tujuan utama rombongan Brimob adalah untuk mengevakuasi korban banjir. Dua unit truk, satu mobil pick up, dan empat unit perahu karet diterjunkan. Namun demikian, tak banyak warga yang bersedia dievakuasi ke pos komando pengungsian di kantor Kelurahan Penjaringan, yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari Kampung Muara Baru.

Enggannya warga dievakuasi disebabkan beberapa hal, salah satunya karena tak ingin jauh dari rumahnya. Seperti di Muara Baru, di siang hari para warga menengok tempat tinggalnya, mengontrol ketinggian air, sekaligus memastikan keamanan harta bendanya. Sedangkan saat malam datang, para warga melipir ke sekitar Pelabuhan Muara Baru, di tempat pelelangan ikan, yang meski terbebas dari genangan banjir dan tersedia aliran listrik, tetapi tetap minim ketersediaan makanan, pakaian, perlengkapan tidur, obat-obatan dan tentunya sumber air bersih.

"Saya kekurangan baju, ini semalem ngambil dari jemuran, tinggal ini saja," kata Juminah (28), saat ditemui di lokasi.

Juminah sebenarnya adalah warga Manggarai, Jakarta Pusat, yang beberapa pekan lalu datang ke Muara Baru untuk membantu usaha kakaknya yang kini terendam banjir. Saat berbincang dengan Kompas.com, ia tak henti-hentinya mengeluh dengan kondisi yang sudah mulai melemah.

"Lemas, ini kaki saya perih, pengen minta salep tapi belum ada yang ngasih," ujarnya.

Saat kondisi seperti ini, pemerintah perlu untuk terjun langsung. Bagaimana pun, upaya menggugah kesadaran warga korban banjir harus dilakukan lebih optimal. Karena jika terlalu lama mengungsi di tempat yang tak seharusnya, kondisi yang lebih berbahaya bukan tidak mungkin akan menimpa warga setempat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com