Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pasang Memperburuk Banjir Jakarta?

Kompas.com - 20/01/2013, 15:37 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasang yang terjadi di perairan utara Jakarta memperburuk banjir Jakarta. Hal ini bisa dilihat dari kasus banjir di wilayah Pluit, Jakarta Utara.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (20/1/2013) mengatakan, pasang dengan ketinggian hampir 1 meter terjadi dalam beberapa hari terakhir.

"Pasang laut tertinggi pada Sabtu (19/1/2013) terjadi pada pukul 7.35 yaitu setinggi 0,87 meter. Pada Minggu (hari ini) pasang tertinggi terjadi pada pukul 07.51 yaitu setinggi 0,91 meter," papar Sutopo.

Pasang memperburuk banjir di wilayah Pluit yang sudah terdampak oleh akumulasi volume air di Waduk Pluit yang tak bisa terbuang.

Sutopo menguraikan, banjir di Pluit tak lepas dari jebolnya tanggul Banjir Kanal Barat di Latuharhary pada Kamis (17/1/2013) serta tak berfungsinya Waduk Melati yang berkapasitas 12m3/detik dan Waduk Cideng yang berkapasitas 7 m3/detik.

"Sungai Cideng yang memiliki kapasitas lebih dari 30m3/detik menerima beban tambahan debit dari tanggul sungai yang jebol di Latuharhary sekitar 30 m3/detik," papar Sutopo.

Waduk Pluit menerima aliran dari Sungai Cideng dan beberapa lainnya. Saat volume air yang diterima Waduk Pluit, panel 2 ompa banjir berkapasitas 35m3/detik dan 4m3/detik di waduk itu terendam dan tak mampu beroperasi.

"Akhirnya banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan. Ini ditambah dengan pasang laut yang semakin tinggi," jelas Sutopo.

Mulyono Prabowo, Kepala Pusat meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengatakan bahwa wilayah Jakarta berbentuk cekungan degan permukaan lebih tinggi di wilayah selatan. Air mengalir dari wilayah selatan yang lebih tinggi ke utara.

"Saat terjadi pasang, aliran air akan terhambat," kata Mulyono.

Mulyono mengatakan, pasang memuncak saat terjadi purnama. Ketinggian air pasang saat itu bisa mencapai 1 meter atau lebih. Pakar hidrologi Universitas Indonesia, Firdaus Ali, sebelumnya menyatakan bahwa pasang pada saat purnama 27 Januari 2013 nanti bisa "menenggelamkan" Jakarta.

Thomas Djamaluddin, Deputi Sains, Pusat Sains Atmosfer, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan, efek gabungan pasang saat purnama dan cuaca memang perlu diwaspadai.

Menurutnya, pasang bisa ikut "menenggelamkan" Jakarta bila curah hujan saat purnama juga tinggi.  Potensi Jakarta "tenggelam" saat purnama nanti sebenarnya kecil karena tren curah hujan yang menurun. Tapi, sementara potensi hujan lebat dan wilayah banjir masih ada, publik memang perlu waspada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com