Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulung Ini Menantang Maut di Atas Sampah Terapung

Kompas.com - 16/01/2013, 17:14 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Edi (32) bersama rekannya sejak pagi menjalani rutinitasnya sebagai pengumpul barang bekas. Tetapi kali ini, Edi tidak mencari barang bekas di atas daratan, melainkan di atas puluhan ton tumpukan sampah yang terapung akibat tertahan di badan Jembatan Kalibata, Rawajati, Jakarta Selatan.

Meski berbahaya, hal itu tetap dilakukannya demi mengumpulkan rupiah untuk kebutuhan hidup. "Biasa nyarinya di komplek-komplek di Rawajati. Sekarang lagi banjir nyari di sini. Enggak takut (tenggelam), orang sampahnya padet gini," kata Edi, saat dijumpai Kompas.com tengah beristirahat di tepi bawa jembatan fly over Kalibata, Rabu (16/1/2013).

Akibat bajir sendiri, kontrakan tempatnya tinggal bersama empat rekan seprofesi yang berada di Rawajati terkena banjir. Pakaian dan sejumlah barang di dalam kontrakan terendam air. Banjir juga turut memengaruhi pendapatannya yang saat ini menjadi tidak tentu.

Pasalnya, sejumlah penadah tempatnya menjual barang bekas hasil memulung saat ini menolak untuk membeli. "Sekarang bingung lapak pada nolak, pada enggak mau. Gara-gara banjir belum pada mau beli. Tunggu situasi dulu dia," ujar Edi.

Padahal, penghasilan normalnya dari memulung sebesar Rp 400.000 per minggu saja masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan keluarga. Apalagi dia harus patungan bersama rekan satu kontrakannya untuk membayar sewa kontrakan sebesar Rp 1,5 juta perbulan. Edi juga harus memikirkan ketiga anaknya, yakni Siti yang telah lulus SMP, Aldi dan Ratu yang masih kecil dan belum bersekolah.

Akibat hal itu, rasa cemas sebagai kepala keluarga untuk menafkahi istri dan tiga orang anaknya, yang saat ini berada di Karawang pun menyelimuti Edi. Terpisah jarak serta tidak memiliki perangkat komunikasi (handphone) membuat Edi sebulan sekali baru bisa bertemu anak dan istri.

"Saya yang langsung ke sana. Biasanya sebulan sekali. Ya pas balik (Karawang) baru ngirim uang ke istri. Tapi sekarang mau makansaja susah. Dari pagi belum makan. Belum, belum ada bantuan," kata Edi.

Berita terkait, baca :

BANJIR RENDAM JAKARTA

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Video Pilihan Video Lainnya >

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com