Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2013, 17:29 WIB
EditorAsep Candra

KOMPAS.com - Sel punca atau stem cell adalah jenis sel di dalam tubuh yang sangat aktif membelah dan belum memiliki fungsi khusus. Sel punca dalam dunia kedokteran sebenarnya sudah mulai populer digunakan sejak tahun 1950-an. Namun karena masih terus diteliti dan dikembangkan, pengobatan dengan metode ini belum menjadi andalan terutama di Indonesia, meskipun sangat potensial.

Feng Qi Rong, dokter sekaligus peneliti sel punca dari Modern Hospital Guang Zhou China menyatakan penggunaan sel punca sudah mulai populer, terutama untuk kecantikan dan pengobatan. Menurutnya, sel punca dapat menjadi solusi bagi berbagai jenis penyakit, antara lain diabetes, penyakit liver, saraf, autoimun, ginjal, kulit, jantung, hingga melawan penuaan dan menurunkan berat badan.

"Sel punca adalah sel yang ajaib, ia dapat berubah menjadi sel apa saja, tergantung di mana ia disisipkan," katanya saat acara peluncuran Pusat Penelitian Stem Sel Modern Asia, Kamis (10/1/2013) di Jakarta. .

Sel punca memang sel yang belum mengalami diferensiasi atau belum terdiferensiasi sempurna. Itulah yang membuatnya bisa "beradaptasi" dengan jaringan yang ada di sekitarnya, sehingga akhirnya secara bentuk maupun fungsi menyerupai jaringan di sekitarnya.

Sel punca memiliki dua sumber, tergantung dari jenis apa yang akan diambil. Dua jenis sel punca yaitu sel punca embrionik yang diambil dari embrio dan sel punca dewasa biasanya diambil dari sumsum tulang, jaringan lemak, jaringan tali pusar, serta organ tertentu seperti liver.

Perbedaan dari kedua jenis sel punca ini adalah kemampuannya untuk berdiferensiasi. Sel punca embrionik memiliki kemampuan berdiferensiasi yang lebih beragam daripada sel punca dewasa, sehingga lebih fleksibel untuk disisipkan di berbagai jaringan dan organ.

Sedangkan sel punca dewasa terdiferensiasi dengan lebih spesifik. Prosedur penggunaan sel punca yang paling banyak digunakan adalah dengan transplantasi, yaitu dengan mengambil sel punca dari jaringan atau organ kemudian diinjeksikan melalui pembuluh arteri ke organ sasaran. Selama ini menurut Feng, belum banyak diungkap tentang risiko dari penggunaan sel punca untuk pengobatan.

Wang Rong Hua, yang juga rekan Feng di Modern Hospital juga mendukung pernyataan ini. "Risiko dari penggunaan sel punca hampir tidak ada. Hanya saja, ada yang hasilnya sangat minimal, sisanya hampir 95 persen berhasil," ujar Wang pada kesempatan yang sama.

Pengobatan dengan sel punca selain keberhasilannya yang cukup tinggi, tambah Feng, waktu pengobatan pun relatif singkat.

"Ada dua faktor yang mempengaruhi waktu pengobatan, tingkat keparahan pasien saat mulai menjalani pengobatan, dan lamanya sel punca berdiferensiasi, karena kemampuannya berbeda pada setiap pasien," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Benarkah Masturbasi Bisa Mengubah Ukuran Penis?

Benarkah Masturbasi Bisa Mengubah Ukuran Penis?

Kita
Seberapa Dingin Puncak Gunung Everest?

Seberapa Dingin Puncak Gunung Everest?

Oh Begitu
4 Manfaat Buah Lengkeng untuk Kesehatan

4 Manfaat Buah Lengkeng untuk Kesehatan

Oh Begitu
Apakah Ada Efek Membersihkan Kotoran di Pusar?

Apakah Ada Efek Membersihkan Kotoran di Pusar?

Oh Begitu
8 Tanda Rabies pada Anjing yang Perlu Diwaspadai

8 Tanda Rabies pada Anjing yang Perlu Diwaspadai

Oh Begitu
Kenapa Inti Bumi Sangat Panas?

Kenapa Inti Bumi Sangat Panas?

Oh Begitu
Pria Rusia Tewas Diserang Hiu Macan di Mesir, Kenapa Hiu Menyerang Manusia?

Pria Rusia Tewas Diserang Hiu Macan di Mesir, Kenapa Hiu Menyerang Manusia?

Oh Begitu
Apakah yang Terjadi Saat Lubang Hitam Bertabrakan?

Apakah yang Terjadi Saat Lubang Hitam Bertabrakan?

Fenomena
Apakah Efek Sering Menggigit Kuku?

Apakah Efek Sering Menggigit Kuku?

Oh Begitu
Mengapa Ular Berganti Kulit secara Berkala?

Mengapa Ular Berganti Kulit secara Berkala?

Oh Begitu
Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Apakah Fungsi Kumis pada Gajah?

Oh Begitu
Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Benarkah Bulu yang Dicukur Akan Tumbuh Lebih Cepat dan Lebat?

Oh Begitu
7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

7 Hewan Penghuni Amazon, Ada Ular Besar dan Burung Warna-warni

Oh Begitu
Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Mengenal Obesitas yang Bisa Sebabkan Banyak Penyakit

Kita
10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

10 Negara Terpanas di Dunia Versi World Atlas

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com