Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

'Gonorrhea' Kebal Obat Ancam Amerika Utara

Kompas.com - 09/01/2013, 11:33 WIB

CHICAGO, KOMPAS.com Satu-satunya antibiotik oral untuk mengobati gonorrhea atau gonore (sakit kencing nanah) gagal menyembuhkan hampir tujuh persen pasiennya yang dirawat di klinik Toronto, kata peneliti Kanada, Senin (7/1), dalam studi yang kali pertama diterbitkan mengenai gonore kebal obat di Amerika Utara.

Studi tersebut meningkatkan kekhawatiran di kalangan pejabat kesehatan AS, yang telah menginstruksikan dokter agar berhenti memberi resep antibiotik itu, yang dikenal dengan nama cefixime, sebab pemeriksaan laboratorium memperlihatkan gonore mulai mengembangkan perlawanan terhadap obat tersebut. Kondisi itu membuat para dokter AS hanya memiliki satu obat efektif bagi kebanyakan kasus gonore, obat antibiotik suntik yang dikenal dengan nama ceftriaxone.

"Kami sangat prihatin dengan ancaman potensi gonore yang tak bisa diobati di Amerika Serikat," kata dr Gail Bolan, Direktur Divisi Penyakit yang Ditularkan melalui Hubungan Seks di Centers for Disease Control and Prevention.

Telah ada sejumlah kasus di Eropa, tetapi "ini untuk kali pertama kami menghadapi laporan semacam itu yang sesungguhnya di Amerika Utara," kata dr Gail Bolan. "Kami merasa cuma soal waktu saja sampai kekebalan terhadap obat akan muncul di Amerika Serikat."

Hingga saat ini, kebanyakan tanda perlawanan terhadap antibiotik pada gonore di Amerika Utara telah dideteksi dalam uji coba laboratorium, yang telah memperlihatkan peningkatan terus jumlah antibiotik cefixime, yang dipasarkan oleh Lupin Ltd dengan nama Suprax, yang diperlukan untuk membunuh gonore.

"Kami telah menyaksikan satu kasus sebelumnya, tapi ini adalah laporan kali pertama yang disiarkan, dan ini juga adalah rangkaian kasus pertama di Amerika Utara," kata dr Vanessa Allen dari Public Health Ontario di Kanada. Ia memimpin studi itu, yang dipublikasikan di Journal of the American Medical Association.

Allen dan rekannya mengaji hampir 300 orang yang menderita gonore antara Mei 2010 dan April 2011. Mereka dirawat dengan menggunakan cefixime di satu klinik di Toronto, yang mencari pasien dalam kondisi masih terinfeksi selama kunjungan lanjutan.

Dari 300 pasien pada tahap awal, 133 di antaranya kembali untuk menjalani pemeriksaan. Di antara mereka, 13 pasien masih terinfeksi, tapi hanya sembilan dari mereka mengatakan tak melakukan hubungan seks, yang mungkin membuat mereka tertular lagi. Itu membuat angka kegagalan mencapai 6,7 persen.

Allen mengatakan, studi tersebut adalah temuan awal, tetapi tetap penting karena menawarkan suatu penguatan bahwa orang yang diobati dengan cefixime tidak sembuh. Itu juga merujuk pada kelemahan pemeriksaan terbaru yang berdasarkan pada DNA, dan biasa digunakan untuk gonore.

Sebelumnya, para dokter mengambil sampel cairan dari pasien dan mengembangkan pemeriksaan bakteri gonore di piringan laboratorium, yang kemudian digunakan untuk mengidentifikasi perlawanan terhadap obat. Pemeriksaan yang lebih modern dengan dasar DNA, seperti pemeriksaan nucleic acid amplification, tak bisa digunakan untuk memeriksa perlawanan terhadap antibiotik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com