BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Matinya ikan-ikan dan berubahnya warna air di perairan Teluk Lampung diyakini dipicu oleh "Red Tide", yaitu fenomena unik serangan "blooming" plankton.
Hal ini diungkapkan Muawanah, Penyelia Laboratorium Kualitas Air Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BPPL) Lampung, Sabtu (15/12/2012) malam menanggapi fenomena matinya sejumlah biota laut di Pantai Ringgung, Teluk Lampung, akhir-akhir ini.
Ia mengatakan, Red Tide merupakan istilah internasional untuk menjelaskan fenomena meledaknya (blooming) plankton-plankton di sebuah kawasan perairan. Kehadiran Red Tide ini kerap ditandai dengan berubahnya warna permukaan air, menjadi kuning kemerahan, dan ikan-ikan mati.
"Kami rutin melakukan monitoring kualitas air di sekitar perairan Pesawaran (Teluk Lampung). Nah, populasi (plankton) ini mulai terdeteksi di Teluk Hurun pada 17 Oktober. Itu mulai pekat. Lalu, kini meluas sampai ke Ringgung," paparnya.
Adapun jenis spesies yang ditengarai memicu fenomena alam Red Tide ini adalah Cochlodinium polykrikoides. Plankton bersel dua hingga sepuluh ini diketahui menjadi biang kerok matinya ribuan ikan di Jepang dan Korea, beberapa waktu lalu.
Jenis plankton yang pertama kali ditemukan di perairan Karibia, Amerika Tengah, ini diketahui menyukai perairan hangat tropis. Plankton jenis ini mengalami blooming ketika nutrisi di sebuah perairan meningkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.